Ulama dan Santri di Masa New Normal

2,082 kali dibaca

Sudah sekitar 6 bulan sejak gejalanya dikenali pertama kali di Wuhan, Tiongkok, pandemi global Covid-19 belum mengindikasikan pada arah situasi normal, termasuk di Indonesia. Berbagai upaya pun telah dilakukan, misalnya dengan pembagian zona hijau, kuning, orange, merah, dan merah pekat untuk wilayah terdampak dalam skala tertentu, kemudian disambung dengan kebijakan New Normal agar kehidupan terus berjalan, live must go on.

Pada titik inilah, masyarakat harus beradaptasi dengan “gaya hidup” New Normal. Maka, misalnya, marak kegiatan webinar, meeting online, pembelajaran dan pengajian daring, dan lain sebagainya.

Advertisements

Memang, untuk menekan dan menangani pandemi ini membutuhkan kerja sama yang kompleks, yang melibatkan seluruh komponen masyarakat, termasuk dari kalangan ulama dan santri. Dalam masyarakat yang paternalistik, ulama dan santri dapat memainkan peran penting untuk menekan dan melawan penyebaran Covid-19 ini. Jika para ulama dan santri secara ketat menerapkan protokol kesehatan dan menjalani “gaya hidup baru” dalam masa New Normal, misalnya, tidak menutup kemungkinan masyarakat menjadi followers secara otomatis, baik secara sadar ataupun tidak sadar, langsung maupun tidak langsung. Jika mereka mematuhi, maka masyarakat juga mematuhi. Jika tidak, masyarakat juga akan massif dan apatis terhadap imbauan protokol kesehatan, meski dilengkapi dengan instrument ilmiah dan saintifik. Hal ini, menjadi bukti bahwa kultur paternalistic masih berperan aktif di masyarakat.

Ulama dan santri bukannya tidak menyadari hal tersebut (kultur paternalism). Mereka sangat sadar, maka perilaku egosentrisme mereka kikis demi kemaslahatan umat. Demi menepis dan mengikis sikap egois, maka ulama dan santri bersikap tidak jemawa dengan menaati segala bentuk peraturan pemerintah yang membela kepetingan umat, tidak bersikap menolak atau justru makar, yang bisa merunyamkan publik. “Oleh iwak tanpa banyune buthek”, mendapatkan ikan tanpa membuat airnya keruh, menjadi ilham bagi ulama dan santri sebagai pihak penyelesai masalah, bukan malah menambah masalah atau justru menjadi bagian dari masalah.

Halaman: First 1 2 3 Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan