Ukhuwah Islamiyah, untuk Siapa?

4,215 kali dibaca

“Ukhuwah Islamiyah itu bukan persaudaraan sesama muslim, tetapi persaudaraan muslim  dengan non-muslim. Persaudaraan yang didasari oleh kemusliman demi mewujudkan rahmat lil alamin”, tegas KH Wahab Zarkasy menanggapi pandangan seorang santri senior (ustadz) dari pesantren di Polmas dalam sebuah halaqah budaya di Makassar pada 2006. Kontroversi, memang, penafsiran kiai dari pesantren DDI Mangkoso, Barru, Sulawesi Selatan, ini jika ditarik garis pemaknaan umum yang selalu diungkap para dai, mubaligh, juru khutbah, dan kebanyakan ulama.

Tetapi, juga masuk akal. Bukankah dari sudut bahasa, misalnya, ukhuwah Islamiyah adalah rangkaian dua kata yang berjalin shifat-maushuf, berarti persaudaraan yang Islami, bukan persaudaraan sesama atau di antara para muslim. Ia adalah seperangkat etik sosial dan kultural yang sesuai dengan misi kehadiran Islam bagi kehidupan eksternal kaum muslim.

Advertisements

Ukhuwah Islamiyah, dalam arti shifat-maushuf tadi, adalah tata-gaul atau tata-krama yang mengikat setiap muslim ketika berhadapan dengan pemeluk agama dan pemangku adat yang berbeda. Bukankah, jika yang dikehendaki adalah solidaritas sesama kaum muslim, kata ikhwanul muslimin lebih tepat, sekali lagi dari sudut bahasa.

Dengan demikian, ia lebih untuk kepentingan eksternal, bukan untuk kepentingan internal kaum muslim seperti yang selama ini dimaknai dan diyakini. Bagaimana kaum muslim memandang, menyikapi, dan menggauli apa dan siapa pun yang berbeda dari dirinya dengan semangat memberi manfaat dan rahmat (misi Islam yang paling utama) adalah substansi dari ukhuwah Islamiyah. Dan manfaat maupun rahmat di sini pun tidak mungkin atas dasar klaim sepihak, melainkan sangat menyentuh atau terkait dengan eksistensi dan hak-hak yang bukan saja tak mungkin disumbat atau dipasung, tetapi juga mesti dihormati, dan dijamin eksistensinya.

Tentu saja penekanan pada pemberian manfaat dan rahmat tidak dalam pengertian mengalah dan kehilangan diri. Justru dengan itu, seorang muslim yang konsisten melakukan ukhuwah Islamiyah akan lebih menampakkan kemuslimannya. Bukankah tanda terpenting dari Islam itu sendiri adalah rahmat lil alamin dan tegaknya akhlaq al-karimah.

Halaman: First 1 2 3 Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan