Tentang Tafsir Indonesia Berbahasa Arab

339 kali dibaca

Dalam catatan sejarahnya, teks tafsir di Indonesia tidak hanya diproduksi dengan memakai bahasa nasional dan lokal, melainkan juga dalam bahasa Arab. Keberadaan Tafsīr Munīr Imām Nawawī al-Bantani menjadi bukti nyata atas kreativitas mufassīr asal Indonesia.

Tafsīr Munīr Imām Nawawī ditulis di Mekkah dan diterbitkan pertama kali di Mesir pada tahun 1936 M. Dengan demikian, menurut Islah Gusmian dalam buku Khazanah Tafsir Indonesia; dari Hermeneutika hingga Ideologi, tafsir ini bermuatan konteks sosial-budaya Mekkah. Artinya, tafsir tersebut kurang memiliki faktor genealogis dengan budaya dan kultur di Indonesia, kecuali tradisi mengkaji turats dalam kepesantrenan.

Advertisements

Tafsir Bahasa Arab di Indonesia

Memang tidak banyak teks tafsir bahasa Arab di Indonesia. Islah Gusmian hanya menyebutkan 8 mufasīr Indonesia yang tercatat menulis tafsir Al-Qur’an dengan bahasa Arab. Yakni, Haji Habīb Ārif al-Dīn dengan Tafsīr al-Asrār (1782 M), Ahmad Nasrullah bin Abdurrahim Jombang dengan al-Tibyān fī Tafsīr Ayat al-Aḥkām min al-Qur’ān (1990 M), Ahmad Asmuni Yasin Kediri dengan Tafsīr Mu’awwidhatayn dan lainnya (1990-an), Oemar Bakry Padang dengan al-Tafsīr al-Madrasī (1940 M), Durus Tafsir al-Qur’an al Karim (1966 M) karya KH M Bashori Ali Malang, Tafsīr Jāmiʿ al-Bayān Min Khulāsat al-Suwar al-Qurʾān (1984 M) karya Muhammad Bin Sulaimān Solo, dan Tafsīr Marāh Lābid karya Imām Nawawī Banten (Islah 2021, xxx & 41)

Selain itu, ditemukan pula Tafsīr al-Khatīb al-Makkī (1947 M) karya Syaikh Ahmad al-Khatīb al-Minangkabawī (Ni’matul Maula 2022, 60), Tafsīr Ayat al-Aḥkām (1974 M) karya K.H. Abil Fadhal al-Senory (Moh. Asif 2022, 25), Tafsīr Firdaus al-Na’īm (2013 M) karya Thaifūr Alī Wafā Madura (Azwar Hairul 2017, 44), dan mungkin masih banyak lagi karya tafsir lain yang masih tertutup kabut tebal sejarah.

Halaman: First 1 2 3 Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan