Sex Education di Dunia Pesantren, Pentingkah?

2,026 kali dibaca

Sebagai lembaga pendidikan tertua di Indonesia, pondok pesantren memiliki peran sangat penting dalam mencetak sumber daya manusia yang kualitas di berbagai bidang, khususnya bidang keislaman dan Keindonesiaan. Tak heran jika di pondok pesantren berbagai macam keilmuan dipelajari mulai dari kitab kuning, pendidikan umum, hingga kemanusiaan dan kenegaraan.

Namun, bagaimana dengan pendidikan seks di pesantren? Apakah penting untuk dipelajari di lingkungan pesantren atau masih terlalu tabu untuk dibahas?

Advertisements

Pendidikan seks atau dikenal dengan istilah populer sex education adalah satu cabang keilmuan mengenai pentingnya pengetahuan seputar seksualitas manusia. Menurut para ahli, seperti dikutip dari pendapat Abdullah Nashih Ulwan, pendidikan seks adalah upaya pengajaran, penyadaran, dan penerangan tentang masalah-masalah seksual yang diberikan kepada anak sejak ia mengerti masalah-masalah yang berkaitan dengan seks, naluri, dan perkawinan. 

Sedangkan, menurut D Gunarsa, pendidikan seks merupakan cara pengajaran atau pendidikan yang dapat menolong muda-mudi untuk menghadapi masalah hidup yang bersumber pada dorongan seksual. Dengan demikian, pendidikan seks ini bermaksud untuk menerangkan segala hal yang berhubungan dengan seks dan seksualitas dalam bentuk yang wajar.

Jika melihat pendapat tersebut, bisa disimpulkan bahwa pendidikan seks adalah pengetahuan yang berkaitan seputar jenis dan fungsi kelamin. 

Kemudian muncul pertanyaan besar, apakah pendidikan seks wajar untuk diajarkan di kalangan para santri sejak usia dini? Sebagaimana kita ketahui bahwa pondok pesantren tidak hanya berisi orang-orang dewasa, tapi diisi juga oleh anak-anak yang menginjak usia remaja bahkan anak-anak dalam usia dini.

Terutama di pondok pesantren yang sifatnya modern, biasanya dihuni oleh santri yang menginjak remaja, yang duduk di sekolah tsanawiyah atau setara Sekolah Menengah Pertama hingga tingkat aliyah atau setara SMA.

Sebagai seorang santri dan pernah menjadi tenaga pengajar di salah satu pondok pesantren modern, saya sering kali menemukan masalah-masalah yang berhubungan dengan seksualitas para santri. Dari kebiasaan buruk hingga kelainan seksual.

Masalah ini cukup sering saya temukan pada anak-anak menginjak usia remaja, khususnya anak-anak santri tsanawiyah. Saya bukan seorang psikolog, apalagi ahli di bidang seksualitas, tapi rasanya hal ini perlu kita awasi dan cermati bersama untuk menemukan solusi yang tepat.

Contoh kasus yang pernah saya dapatkan adalah keusilan para santri yang melakukan tindakan kurang senonoh kepada rekannya sendiri. Seperti menjahili alat kelamin dengan cara yang aneh-aneh. 

Perlakuan seperti ini tentu sangat berbahaya bagi alat vitalnya maupun psikologis anak tersebut. Bahkan, yang paling ekstrem, pernah saya temukan kasus kelainan seksual hingga melakukan tindakan seperti mengintip atau merekam lawan jenis saat sedang tidur bahkan mandi. 

Alasan mereka cukup beragam, mulai dari ketidaktahuan akan bahaya pada organ vital hingga penasaran dengan organ intim orang lain. 

Dalam masa pubertas, anak-anak sepertinya memiliki keingintahuan yang cukup dalam tentang seksual. Tapi rasanya hal ini masih cukup tabu untuk dibahas di dunia pesantren. Padahal, pengetahuan seksual sangat penting diajarkan pada anak-anak di usia-usia menginjak remaja agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. 

Saya sendiri sangat tidak menginginkan jika santri remaja mengalami kelainan seksual seperti yang banyak terjadi di luar pesantren. Harus ada antisipasi yang jitu agar para santri mengerti tentang pendidikan seks. Sehingga mereka mengetahui bagaimana risiko dan bahaya ketika melakukan tindakan yang kurang wajar.

Meskipun di pesantren pasti diajarkan tentang ilmu-ilmu seksualitas, seperti dalam kitab Qurrotul Uyun dan Fathul Izar, namun kitab-kitab tersebut baru diajarkan kepada santri di usia-usia yang sudah menginjak dewasa atau kelas tiga aliyah. Padahal, seharusnya anak santri yang duduk di kelas Tsanawiyah harus mulai dikenalkan dengan pendidikan sex, baik itu diambil sumber dari kitab kuning maupun buku. 

Dengan demikian, apakah pendidikan seks di pesantren itu penting? Jelas sangat penting di tengah kondisi zaman yang semakin gila ini. Dengan perpaduan antara ilmu agama dan pengetahuan umum, tentu saja pesantren diharapkan mampu menciptakan sumber daya manusia yang bermanfaat untuk bangsa, negara, dan agama.

Multi-Page

One Reply to “Sex Education di Dunia Pesantren, Pentingkah?”

Tinggalkan Balasan