Santri Milenial dan Teknologi Tinggi

1,717 kali dibaca

Pada 2022, unit-unit smelter untuk nikel, bauksit, besi, timbal dan seng, tembaga, lumpur anoda, dan mangan yang saat ini sedang dibangun, akan beroperasi penuh. Smelter adalah fasilitas pengolahan dan pemurnian mineral mentah hingga mencapai tingkat yang memenuhi standar sebagai bahan baku produk akhir. Bersamaan dengan ini, pemerintah melarang semua ekspor mineral mentah ke luar negeri. Program hilirisasi-industrialisasi dalam negeri telah dimulai, sedang berjalan dengan percepatan-percepatan yang optimal.

Smelter nikel menghasilkan feronikel, bahan baku komponen baterai litium. Smelter bauksit menghasilkan alumina,  bahan baku komponen pendukung elektronik seperti integrated circuit (IC) dan layar LCD. Smelter besi menghasilkan sponge iron dan pig iron, bahan baku industri baja. Smelter timbal dan seng menghasilkan bullion timbal, bahan baku pipa air, pelapis anti karat, bahan pembuatan peluru, bahan penyimpanan zat radioaktif, dan campuran bensin. Ingot seng merupakan bahan baku industri baterai dan bahan untuk paduan logam.

Advertisements

Presiden Joko Widodo telah mencanangkan program hilirisasi-industrialisasi dalam negeri sebagai salah satu andalan untuk meningkatkan perekonomian nasional. Bila program ini sukses dan berhasil, insyaallah Republik Indonesia menjadi 5 besar negara-negara dengan perekonomian terkuat di dunia. Saat ini, Indonesia memiliki ekonomi yang terkuat di antara negara-negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam, melampaui Iran, Arab Saudi, Turki, dan Mesir.

Pemerintah Indonesia sedang membangun industri baterai lithium hingga pabrik kendaraan listrik (electrical vehicle, EV) yang terintegrasi dari hulu hingga hilir: pabrik bus listrik dengan kapasitas sekitar 1000 unit per tahun, pabrik mobil listrik berkapasitas di atas 15 ribu unit per tahun, dan pabrik sepeda motor listrik berkapasitas lebih dari 700 ribu unit per tahun.

Untuk menopang program hilirisasi-industrialisasi nasional yang sarat dengan teknologi tinggi itu, Presiden Jokowi memerintahkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim untuk merombak kurikulum pendidikan nasional demi melahirkan generasi bangsa yang unggul: manusia Indonesia yang memiliki kemampuan berpikir dan berkomunikasi canggih serta berakhlak mulia. Presiden, dalam rakernas Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) baru-baru ini juga sangat menekankan pentingnya BPPT menjadi pusat kecerdasan teknologi Indonesia yang bisa memproduksi teknologi sendiri.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) juga didesak segera menggunakan produk teknologi Indonesia untuk memenuhi kebutuhan peralatannya yang sebagian besar masih diimpor. Bangsa Indonesia sudah bisa memproduksi Buoy, yaitu pelampung untuk mendeteksi gelombang pasang dan tsunami yang berkualitas standar internasional.

Krakatau Steel berhasil memproduksi baja dengan kualitas istimewa sehingga mampu menembus pasar Tiongkok. Pertamina, kebutuhan pipa-pipanya senilai lebih dari Rp 900 triliun, dipaksa oleh Presiden Jokowi untuk menggunakan pipa-pipa produksi dalam negeri supaya industri pipa nasional bisa tumbuh dan berkembang.

Yang sedang hangat diperbincangkan publik, Vaksin Nusantara yang digagas oleh Dr Terawan dkk dan Vaksin Merah Putih yang dikembangkan oleh Universitas Airlangga dan Lembaga Eijkman didukung penuh oleh Pemerintah Indonesia.

Bahkan, Menristek Bambang S Brodjonegoro menegaskan: “Inovasi berbasis sumber daya alam Nusantara dan inovasi yang mendukung kemampuan di dalam teknologi digital. Presiden Joko Widodo menyerukan penggunaan produk-produk dalam negeri, khususnya seluruh kementerian dalam penggunaan APBN untuk pembangunan nasional.”

Berdasarkan laporan Bank Indonesia pada April 2018, jumlah utang luar negeri RI sekitar Rp 5000 triliun setara dengan 29% Pendapatan Domestik Bruto. Pada kurun waktu 2014-2018, pemerintahan Jokowi telah membayar utang sekitar Rp 1.628 triliun, berutang sekitar Rp 1.644 triliun. Jadi, pada 2018, utang pemerintahan Jokowi hanya kurang lebih Rp 16 triliun.

Infrastruktur-infrastruktur yang telah dibangun: tol darat, tol laut, tol udara, jembatan, bendungan, MRT, LRT, KRL, jalur kereta api cepat antar-provinsi, smelter serta pabrik sebagian telah beroperasi mulai menghasilkan uang. Bila tidak ada halangan, menurut Peter F Gontha, Republik Indonesia akan bisa melunasi semua utangnya dalam 10 tahun ke depan. Bangsa Indonesia akan bebas utang pada 2030.

Allah telah berfirman mengenai alam semesta dalam 800 ayat-ayat yang terkandung dalam Al-Quran. Bila saja Bangsa Indonesia, khususnya para santri mau membaca dan mengaji lebih dalam arti dan makna ayat-ayat tersebut, insyaallah generasi santri yang beradab dan berilmu pengetahuan teknologi tinggi akan segera lahir.

Dari sana diharapkan dapat mewujudkan cita-cita kemerdekaan. “Bangsa Indonesia yang adil, makmur, sejahtera lahir dan batin” bisa diwujudkan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Inilah jihad fi sabilillah para santri pada abad 21. Aamiin YRA.

Wallahualam bis shawab.

Rumah Merah, 19032021.

Multi-Page

Tinggalkan Balasan