Rokat Pangkalan dari Perspektif Sosiologis Ali Syariati

1,002 kali dibaca

Tradisi adalah sebuah ekspresi dan emosi sosial masyarakat yang diakui secara kolektif berdasarkan sistem norma yang disepakati bersama. Dalam proses pertumbuhannya, tradisi diwariskan dari generasi ke generasi dan kemudian lestari.

Indonesia sebagai negara majemuk memiliki banyak tradisi dari berbagai daerah dan suku bangsa, termasuk di Sumenep, Madura, terkhusus Pulau Giliyang. Masyarakat Giliyang tergolong ke dalam masyarakat yang masih tradisional. Mereka sangat menaati aturan dan norma yang disepakati yang terangkum dalam sebuah tradisi.

Advertisements

Salah-satu tradisi masyarakat Giliyang yang masih eksis adalah rokat pangkalan. Rokat pangkalan termasuk sebagai salah satu jenis rokat yang ada dan dilestarikan oleh masyarakat Madura pesisir. Rokat pangkalan berasal dari kata rokat dan pangkalan. Secara leksikal, rokat merupakan bentuk serapan dari kata raqatha-yarquthu-raqthan (رقط يرقط رقطا) yang artinya: berbintik (hitam_putih), bernoda, bercak.

Sebagian orang menyebut rokat berasal dari kata barakah, yang pengucapannya diambil kata ujungnya (baca: rakah, kemudian menjadi rokat). Rokat, baik dengan akar kata yang pertama maupun kedua sama-sama menunjuk pada aktivitas penyucian (dari noda), pengharapan keberkahan, kesejahteraan, dan kemakmuran dalam hidup. Sedangkan, pangkalan berarti tempat kapal atau perahu berlabuh (pelabuhan).

Dengan demikian, rokat pangkalan itu sebuah terminologi untuk menyebut serangkaian acara yang dibuat untuk memohon keselamatan, keberkahan, kesejahteraan, dan kemakmuran, serta kelancaran dalam aktivitas yang mereka lakukan selama di laut sekaligus sebagai bentuk ekspresi syukur kepada Yang Maha Kuasa yang telah memberikan kekayaan laut (ikan dan semacamnya) untuk mereka.

Masyarakat Sumenep-Giliyang, selain menyebut rokat pangkalan, ada juga manamainya petik laut atau rokat tase. Kendatipun bernama rokat pangkalan yang identik dengan pesisir/laut, tetapi tradisi ini juga mencakup rangkaian acara yang dibuat untuk memohon keselamatan, keberkahan, kesejahteraan, dan kemakmuran dalam hidup. Tidak hanya tentang dunia laut dan isinya, lebih dari itu pada praktiknya rokat pangkalan juga mencakup selamatan diri, keluarga, masyarakat, dan tempat yang ditinggali juga kesejahteraan dalam pertanian, peternakan, dan lain sebagainya.

Halaman: First 1 2 3 ... Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan