Riwayat Si Kembar

1,132 kali dibaca

Sunti sangat yakin nasib dan masa depannya akan lebih baik dari saudara kembarnya, Sinta. Keyakinan itu tumbuh dari keadaan dirinya yang secara fisik jauh lebih beruntung dari Sinta. Sunti berparas cantik, berkulit putih, dengan tubuh yang tinggi semampai. Sedang Sinta berkulit cokelat, wajahnya yang tak rupawan dijejali banyak jerawat, bertubuh pendek, masing-masing tangannya hanya punya tiga jari, dan kidal.

Sunti yakin, nasib baik akan seirama dengan keadaan tubuhnya yang nyaris sempurna, yang sejak kecil sudah disebut-sebut si cantik, banyak orang yang gemas, dan sering menjadi langganan sekolahnya untuk dipilih sebagai foto pemanis brosur saat menjelang penerimaan peserta didik baru.

Advertisements

Hari-hari Sunti lebih banyak dihabiskan di meja rias untuk semakin membuat wajah dan tubuhnya mirip artis di tivi. Ia ogah membantu Erni, ibunya di dapur. Khawatir kecantikan tubuhnya tercemar oleh perkakas dapur. Sebaliknya, Sinta sejak kecil memang sudah karib dengan perkakas dapur, asap, dan bau bumbu.

“Mumpung masih sekarang, ayolah, Nak! Biasakan kerja di dapur. Kelak kalau sudah menikah biar tidak grogi,” pinta Erni padanya, nyaris selalu diulang setiap hari.

“Tenang saja, Bu! Semua tergantunng nasib,” jawab Sunti yang juga nyaris diulang setiap kalil Erni memintanya bantu-bantu di dapur.

“Selalu kau bilang tergantung nasib, maksudmu apa?” kali ini Erni bertanya penasaran.

“Orang bernasib cantik seperti saya, nanti akan punya suami kaya, punya pembantu khusus urusan dapur. Jadi tak perlu khawatir soal itu, Bu!” Sunti terus mendaratkan ujung lipstik dengan gerakan-gerakan pelan ke bibirnya, hingga warnanya terus bertumpu dan menebal.

“Huh! Kamu jangan mendahului kehendak Allah. Jika Allah tak memberimu nasib begitu, lantas bagaimana?”

Sunti menaruh lipstik lalu menatap wajah ibunya di cermin.

“Bu! Saya tidak bermaksud mendahuli kehendak Allah, tapi biasanya, orang cantik itu gampang menaklukkan hati lelaki kaya. Itu saja.”

Halaman: First 1 2 3 ... Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan