Revolusi Puasa: dari Ritual Menuju Sosial

200 kali dibaca

Bulan Ramadan memiliki kesan tersendiri di hati umat muslim. Masjid dan surau menjadi ramai, gema Al-Qur’an terdengar di mana-mana, dan aktivitas lain yang sering dijumpai saat datangnya bulan Ramadan.

Sebab bulan ini merupakan bulan istimewa. Banyak dalil-dalil agama yang menerangkan keistimewaan bulan ini. Sebab itu, umat muslim enggan untuk menyia-nyiakan momentum ini sebagai ladang ibadah.

Advertisements

Sebagai salah satu pilar dalam Islam, puasa Ramadan wajib dilaksanakan oleh setiap muslim yang balig, berakal, dan mampu berpuasa. Kewajiban ini termaktub dalam surah Al-Baqarah 183 yakni

يَاَيُّهَا الَّذِيْنَ امَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ

“Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”

Puasa memiliki tujuan luhur, yaitu mencetak insan yang bertakwa. Sehingga puasa bukan sekadar melaksanakan ibadah, melainkan sarana melatih spiritual atau rohani guna mendapat predikat manusia yang paling mulia di sisi Allah.

Secara etimologi, puasa (صوم), menurut Abu Ubaidah, berarti (الامساك) menahan dari segala sesuatu baik makan, berbicara, dan berjalan. Adapun puasa dalam pengertian syariay sebagaimana yang didefiniskan oleh Ath-Thabari adalah menahan diri dari makan, minum, dan bersetubuh, yang dibarengi dengan niat dari terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari. Dan lebih sempurna jika menjauhi suatu hal yang diharamkan.

Meski begitu, muncul sebuah pertanyaan, mengapa masjid di bulan Ramadan selalu ramai jemaahnya dengan semarak agenda di dalamnya, namun perilaku tercela lainnya tak kalah marak? Apakah puasa Ramadan hanya sebuah festivalisasi dan formalitas belaka?

Masih sering dijumpai perampasan hak orang lain, membiarkan orang miskin dan anak yatim telantar, menghina orang lain, memfitnah, adu domba, dan sebagainya. Meskipun secara formal yang demikian tidak membatalkan puasa, namun secara substansial, perilaku tercela itu telah mencedarai nilai dan tujuan puasa. Bahkan hal ini sudah diprediksi oleh Nabi. Beliau bersabda:

Halaman: First 1 2 3 Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan