“Rethinking Indonesia”, Diskusi Bulanan Jejaring Dunia Santri

2,279 kali dibaca

Pengakuan artis bertalenta Agnez Mo bahwa dirinya bukan orang yang berdarah Indonesia dan hanya kebetulan lahir di Indonesia memantik kontroversi. Kontroversi itu menjadi penegas bahwa “proses menjadi Indonesia” memang belum selesai.

Maka, adalah wajar jika kemudian muncul pertanyaan, apa sesungguhnya dasar rancang bangun dari sebuah negara bangsa (nasion state) yang bernama Indonesia ini? Atau, apakah rancang bangun yang telah disepakati oleh para pendiri bangsa ini akan cukup kuat untuk mengantarkan Indonesia ke masa depan, melewati beragam generasi dan zaman? Tabukah jika kita kemudian mencoba memikirkan kembali tentang keindonesiaan kita?

Advertisements

Untuk itulah, jejaring duniasantri bersama duniasantri.co menggelar diskusi terbatas dengan tema “Rethinking Indonesia”. Diskusi akan dilaksanakan pada Sabtu, 21 Desember 2019, mulai pukul 9.00 WIB, bertempat di Rumah Merah, Jalan Madrasah 66, Depok, Jawa Barat. Ini merupakan putaran pertama diskusi bulanan yang diinisiasi jejaring duniasantri bersama duniasantri.co.

Khatibul Umam

Diskusi “Rethinking Indonesia” ini menghadirkan beberapa nara sumber, yaitu Khatibul Umam Wiranu, Ahmad Syafiq, Risa Permanadeli, dan Dave Lumenta. Khatibul Umam Wiranu adalah mantan anggota DPR RI yang pernah menjadi Ketua Umum Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan Ketua Umum GP Anshor. Khatibul Umam Wiranu adalah bagian dari generasi emas pemikir muda Nahdlatul Ulama hasil dari kaderisasi Gus Dur alias KH Abdurrahman Wahid, seperti halnya Ahmad Syafiq.

Sementara itu, Risa Permanadeli adalah pendiri dan Direktur Pusat Representasi Sosial, yang meraih gelar doktor psikologi sosial dari École des Hautes en Sciences Sociales, Paris, Prancis. Risa juga dikenal sebagai peneliti yang berfokus pada elaborasi pemikiran sosial dalam masyarakat non-Barat, khususnya di Indonesia. Salah satu karyanya adalah Wong Wadon, Representasi Sosial; Perempuan Jawa di Era Modern (2015). Di samping mengajar di Universitas Indonesia, Risa juga anggota dari Laboratoire Eropa de la Psyhology Sociale dari Maison des Sciences de l’ Homme, Paris, Prancis.

Dave Lumenta

Adapun, Dave Lumenta mendapatkan gelar sarjana dari Departemen Antropologi UI pada tahun 1997. Ia kemudian memperoleh gelar doktor (Ph.D.) dari Graduate School of Asian and African Area Studies (ASAFAS) di Kyoto University pada tahun 2008. Ia juga pernah menjadi Visiting Researcher untuk Center for Southeast Asian Studies (CSEAS) Kyoto University dan kini tengah menjadi Chief Editor Jurnal Antropologi Indonesia sejak tahun 2017. Selain menjadi peneliti dan staf pengajar program sarjana dan pascasarjana Departemen Antropologi UI, Dave juga aktif sebagai musisi dan fotografer.

Diskusi ini akan diikuti kalangan santri, mahasiswa, dan para penggiat dunia pesantren dan akan disiarkan live melalui kanal youtube.

Multi-Page

Tinggalkan Balasan