Prinsip Merdeka dalam Berliterasi

1,168 kali dibaca

Momen bulan Agustus adalah saat kita membangun memori dengan kemerdekaan. Karena, pada tanggal 17 Agustus 1945, bangsa kita memproklamasikan diri sebagai bangsa yang bebas dari penjajahan. Bukan saja terbebas dari kolonialisme, namun momen merdeka ini menjadi terpola dan tertata untuk membangun prinsip “bebas” di segala aspek kehidupan. Sehingga hak dan prinsip hidup individu menjadi sebuah asas untuk mengelola kehidupan.

Salah satu kebebasan yang “mungkin” dan niscaya dapat kita lakukan adalah tatanan dan kaidah dalam berliterasi. Dari sejak awal eksistensi peradaban manusia, literasi juga lahir dengan pola kesederhanaan dan kesahajaan.

Advertisements

Akan tetapi, dasar-dasar literasi atau bahkan apapun saja, juga diawali dengan formula kesederhanaan bahkan kurang dari sekadar sederhana. Lambat laun, seiring dengan perkembangan zaman, literasi terpola dan tertata dengan semangat untuk meningkatkan peradaban kemanusiaan yang lebih baik dan sempurna.

Elizabeth Sulzby mengatakan bahwa literasi adalah kemampuan seseorang dalam berbahasa dan berkomunikasi. Di mana, orang tidak hanya memiliki kemampuan membaca, tetapi juga menyimak, berbicara, serta menulis. Lebih dari itu, literasi memiliki perkembangan makna untuk selalu bersesuaian dengan kondisi zaman. Melampaui makna awal dari literasi yang cenderung bermuara pada kegiatan membaca dan menulis.

Prinsip Bebas Literasi

Kebebasan dalam beriletarasi tetap dibatasi oleh prinsip literal itu sendiri. Karena maksud dan tujuan literasi adalah untuk meningkatkan pemahaman dan memajukan kehidupan bangsa, maka prinsip literasi ini tidak boleh dikebiri oleh absurditas kemerdekaan yang tidak bertanggung jawab.

Dikutip dari buku Pemahaman Konsep Literasi Gender, Alwasilah (2012) mengungkapkan bahwa prinsip literasi adalah kecakapan hidup, mencakup kemampuan reseptif dan produktif dalam upaya berwacana secara tertulis maupun secara lisan. Literasi juga berhubungan dengan kemampuan memecahkan masalah, refleksi penguasaan dan apresiasi budaya, refleksi diri, kemampuan berkolaborasi, serta kegiatan untuk melakukan interpretasi atau penafsiran.

Halaman: First 1 2 3 ... Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan