Presedensi Semeru dalam Ukhuwah Keislaman

1,096 kali dibaca

Lebih dari satu tahun sudah Indonesia diterpa berbagai musibah. Beragam kesusahan dirasakan masyarakat kita selama masa itu pula. Krisis ekonomi dan penjara sosial akibat wabah Covid-19 yang tidak kunjung usai, musibah alamiah atau buatan manusia yang tidak pernah usang.

Baru-baru ini kabar duka datang dari Gunung Semeru pada Sabtu (4/12/2021) di Lumajang, Jawa Timur. Beberapa orang menjadi korban dalam bencana tersebut, baik korban luka, bahkan sampai meninggal dunia. Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sudah terdapat 13 warga yang meninggal dunia dank orang lebih 40 warga yang mengalami luka-luka.

Advertisements

Bencana alam, termasuk letusan gunung merapi, menjadi suatu keniscayaan dalam fenomena hidup yang terjadi secara alamiah atas kehendak Allah Swt. Meskipun tidak dinafikkan, di samping adanya kehendak Tuhan, terdapat arogansi kemanusiaan yang menjadi sebab terjadinya suatu bencana alam.

Fenomena letusan Semeru kemarin ada kalanya diletakkan sebagai presedensi dengan nuansa hikmah-hikmah. Manusia harus mampu mereguk pelajaran di balik terjadinya letusan itu. Ada banyak sekali motivasi sebagai renungan diri menjadi manusia yang sempurna (al-insan al-kamil).

Misalnya, sebagai media intropeksi diri (muhasabah) dengan melihat relasi kausal kehidupan makhluk yang saling mempengaruhi satu sama lain. Sehingga perbuatan manusia, baik dan buruknya, akan memliki dampak yang berarti bagi sesama, makhluk dan alam sekitarnya.

Di samping itu, kita tidak boleh larut dalam kesedihan yang berkepanjangan. Musibah adalah suatu ujian bagi keimanan seseorang. Melalui ujian itu, kadar keimanan dan konsistensi penghambaan manusia kepada Tuhan mesti kembali dipertanyakan. Maka musibah harus disikapi dengan sabar dan penuh hikmah, karena setiap musibah terdapat pesan Allah Swt yang disampikan kepada umat-Nya. (Buya Amirsyah, Sekjen MUI)

Manusia yang lupa kepada Allah akan mengeluh dengan segala hal yang menimpanya. Sebaliknya, orang yang mengingat Tuhan dalam setiap jengkal langkah akan terus mendekatkan diri (taqarruban) kepada Sang Pencipta.

Halaman: First 1 2 3 Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan