Perihal Moderasi dalam Beragama

1,462 kali dibaca

Di era sekarang ini, istilah moderasi beragama sangat populer seiring gerakan pembaharuan Islam. Beragam fenomena dan dinamika keislaman menjadi perhatian dari berbagai kalangan seperti ulama, kaum cendekiawan, dan kaum intelektual untuk membangun citra Islam yang damai dengan wajah muslim yang moderat, ramah, dan santun.

Moderasi beragama merupakan pilihan cara pandang, sikap, dan perilaku yang tidak berlebihan dalam beragama. Moderasi sama dengan wasatiyyah, yaitu keseimbangan dalam segala persoalan dunia maupun akhirat, dan menyesuaikan diri dengan situasi yang dihadapi dengan tetap berpedoman pada Al-Quran dan Hadis.

Advertisements

Dalam pandangan wasatiyyah, umat Islam merupakan anugerah yang diberikan Allah untuk menjalakan ajaran-ajarannya, melaksanakan perintahnya dan menjauhi laranganya. Sebagai makhluk sosial, umat manusia akan selalu membutuhkan bantuan satu sama lain. Oleh karena itu, menerapkan etika keislaman dengan umat beragama lain sangat dianjurkan oleh Islam, selama tidak keluar dari ajaran Islam dan kedua pihak saling menghormati dan menghargai.

Dalam menerapkan moderasi beragama, harus didasari dengan ilmu pengetahuan, kebaikan, dan keseimbangan. Karena, jika tiga hal tersebut tidak ada, maka moderasi beragama tidak akan terwujud. Dan Islam merupakan agama yang mempunyai sikap toleran yang tinggi, karena itu sebagai muslim juga harus memiliki sikap menghargai perbedaan agama, suku, ras, pendapat, dan sikap orang lain.

Ada beberapa ciri dari moderasi beragama, yaitu tawassuth (mengambil jalan tengah), tawazun (berkeseimbangan), i’tidal (tegas dan lurus), tasamuh (toleransi), musawah (egaliter), syura (musyawarah), ishlah (reformasi), aulawiyah (mendahulukan yang prioritas), tathawwur wa Ibtikar (inovatif dan dinamis), dan tahadhdur (berkeadaban).

Rasulullah mengajarkan kepada kita untuk memiliki sikap yang baik sesuai dengan tuntunan keislaman terhadap keberagaman agama. Sebagai pembawa misi rahmatan lil ‘alamin, sudah sepantasnya umat Islam menghindari sikap kekerasan dalam bermasyarakat, memahami dan menghormati perbedaan, dan memanfaatkan sains dan teknologi dalam mengatasi persoalan.

Allah berfirman dalam QS Al-Baqarah: 143 yang berarti, “Dan demikian pula Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) ‘umat pertengahan’ agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. Kami tidak menjadikan kiblat yang (dahulu) kamu (berkiblat) kepadanya melainkan agar Kami mengetahui siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang berbalik ke belakang. Sungguh, (pemindahan kiblat) itu sangat berat, kecuali bagi orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah. Dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sungguh, Allah Maha Pengasih, Maha Penyayang kepada manusia.”

Dari ayat tersebut kita tahu bahwa akhlak Islam yang moderat tidak hanya dalam hal bertindak, namun Islam menginginkan kepada seluruh umatnya agar setiap kegiatan dilakukan dengan tepat, baik berupa tindakan, ajaran, maupun sikap secara moderat. Allah melarang hambanya untuk berlebihan dalam melakukan sesuatu, apalagi dalam beragama.

Hal tersebut dijelaskan dalam QS Al-Furqan:67 yang berarti, “Dan (termasuk hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih) orang-orang yang apabila menginfakkan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, di antara keduanya secara wajar.”

Dengan demikian, moderasi Islam melakukan pendekatan agar dapat menjadi solusi dalam perbedaan pandangan, agama, dan sikap untuk menumbuhkan kondisi yang harmonis. Persaudaraan yang harmonis akan menciptakan kerukunan dan kedamaian dalam berbangsa dan bernegara.

Sebagai seorang muslim, kita diharuskan untuk selalu bertoleransi dalam keberagaman agama. Karena itu, moderasi agama merupakan hal yang penting karena kita hidup dalam masyarakat yang majemuk dan beragam sehingga memiliki tanggung jawab untuk hidup berdampingan dan menciptakan kerukunan. Selain itu, berkembangnya paham ekstrem dari berbagai lini sosial yang dapat mengancam sendi-sendi kebangsaan.

Dengan adanya moderasi beragama, diharapkan mampu menampilkan wajah Islam lebih baik lagi. Tidak ada lagi kekerasaan dalam keberagaman dan dapat terhindar tindakan terorisme dan radikalisme. Islam tidak menganggap semua agama sama, namun akan memperlakukan semua agama itu sama. Diharapkan semua umat beragama dapat hidup berdampingan dan saling bertoleransi satu dengan lainnya, serta selalu menjaga kerukunan dan kestabilitasan antar-umat beragama. Aamin.

Multi-Page

One Reply to “Perihal Moderasi dalam Beragama”

Tinggalkan Balasan