PEREMPUAN BERMATA COKLAT

674 kali dibaca

MENUJU RUANG RINDU TUBUH IBU

ke ruang sunyi dalam tubuhmu
aku berjalan basah
melewati titi yang melumpuhkan masa lalu
berkutik dalam jejak, dalam langkah terbata-bata

Advertisements

aku menuju ruang abadi
harus kutembus sunyi berkali-kali
sampai akhirnya doa di depanku silau
sementara kuhentikan perjalanan bermusim parau

mataku telah mengantungi tuju
Jalanan memanjang antara hati dan uluh
musim-musimlah yang menghubungkan jalan
dengan sedih hingga senyum berkepanjangan

menuju ruang abadi di tubuhmu, Bu
aku harus meniti sepanjang jalan tanpa bohlam
tanpa sungai-sungai mengalirkan harapan
burung-burung turut pulang

aku melangsungkan hidup di sana
di hatimu yang tua
meski sesekali jalanan berbatu menjadi lain depan rindu
dikutuk hati, nyaris beku

Maret, 2022.

PEREMPUAN BERMATA COKLAT

Engkau perempuan bermata coklat
Kupandangi lamat-lamat
Menjadi pengikat waktu, bisu
Menjamu berbagai rindu satu per satu

Aku tak bisa memandangimu secara dekat
Terlalu banyak mata air menyekat
Aku benar-benar tak bisa
Sebab tuju yang kauingin belum sempurna kujaga

Atas nama mata indah yang merekah
Aku hendak pulang bila tenang tiba
Binar suci selalu kudapati dari mata hati
Engkau ; Ibu dari segala puisi

Maret, 2022.

LELAKI DI SEPANJANG JALAN DOA

Aku selalu menemuimu di pinggir jalan
Yang membentang luas dalam dada kenangan
Engkau lelaki yang memang sengaja kucari
Di setiap simpangan doa malam hari

Sepanjang kakiku berjalan
Detak rindu makin kencang
Hatimu yang meluas macam laut
Padamu cintaku bertaut

Engkau; Ayahku dan segala sajak dalam diri
Rinduku membuncah nyaris sekali
Tak akan kutinggalkan engkau sendiri
Dan katamu, kau tak akan membiarkanku mematikan puisi

Maret, 2022.

SEPASANG DOA

Aku dilahirkan dari sepasang doa tiap malam
Setiap tengadah kerinduan
Aku menjadi ada
Menjadi perempuan, anak dari doa Ibu-Ayah

Mataku adalah mata air dini hari
Yang menetes dari mata indah milik Ibu puisi
Sedang hati yang melaut
Adalah reinkarnasi samudera hati paling salut

Sepasang doa yang dinikahkan langit
Kini menjadi kerinduan sengit
Tak ada yang hendak memisah
Kecuali tak dapat lagi kulihat wajah malu langit sebelum malam tiba

Maret, 2022.

LEMARI RINDU

Kayu-kayu yang kauhimpun dari tetes peluh
Kaurangkai menjadi lemari kukuh
Dipaku oleh kenang semalam
Tegak sebagai kerinduan

Lemari yang kau letakkan di pojok kamar
Menjadi lain dipandang samar
Sekilas kulihat sebagai tempat melipat sedih
Kututup rapi tanpa permisi

Sebab katamu aku tak perlu berpakaian lusuh
Dalam lemari yang kaubuat, banyak kebahagian untuk kukenakan satu per satu
Aku tak ingin berganti lemari
Biar ketika aku tidur, selalu kau lihati aku dengan puisi

Lemari rindu katamu, Pak
Untuk kusimpan ceritaku dan engkau
Sampai detak kerinduan tak lagi memukau

Maret, 2022.

ilustrasi: www.artisoo.com.

Multi-Page

Tinggalkan Balasan