PEREMPUAN BERKERUDUNG API

1,137 kali dibaca

PEREMPUAN BERKERUDUNG API 
\:Rumini

dari helai rambutmu,
kau bersama seberkas cahaya
api membakar angkasa
melarung sepi di tanah beralur mimpi

Advertisements

matamu membakar samudra,
“Dan itu adalah luka,” katamu membara

berbisik pada raut ilalang,
mengasuh putri rembulan
di kanvas langit sederai hujan
pada ibu yang diam
di atas sajadah luka

lukamu berdarah-darah,
“Meski aku merangkai tawa,” demikian kau
merapal doa dalam sepi
berbagi duka pada api Semiru

“Hujan masih basah,” bisikmu
pada riak gerimis di atas daun
mendekap api
membakar mimpi
melarung sunyi
mendedah sepi

kobar maharindu,
pada gerimis bertudung api
Engkau pun berlabuh di surga-Nya!

Madura, 08/12/2021.

SAKURA TUAH KEPAYANG
(Putik Rindu di Helai Mahkota Pilu) 

putik bianglala,
menoreh merbak kembang sakura
senarai lentik mata jiwa
mendawai sekuntum rindu
detak nadi cinta mencabik rintih hati

tak bermata keruh,
bunga dipetik, perdu ditendang
bersanggul tangkai rembulan
menyemai tuah pusaka kerlip senja

tajam alismu,
berputik mahkota setangkai sakura
gugur kidung langit,
dawai kecapi merinai tarian jiwa
sepanjang semaian musim semi
pilu rindu hati adiraja dekapan puja

mendulang sisa kemarau,
menyeduh mantra pitanggang
aksara sajak kobarkan laksa perindu
bertanam perih kelopak mayang sakura

sakura sajak berkisah;
: senarai rindu di lentik rambutmu!
sakura sajak berkisah;
: bertanam purnama di bibir bianglala!
sakura sajak berkisah;
: adiraja pilu di singgasana mahkota!
sakura sajak berkisah;
: putik cinta berpeluk tuah mantra!

merajut aksara bunga,
kelopak sakura melukis angkasa
hening malam,
berkidung sepi mendekap perih
berhulu sajak, berputik pekat
senyum sakura melukis pancasona

memeluk serpihan rindu,
pada siluet lekuk sanggul sakura!

Madura, 27042019.

GURAT SAJAK KEMARAU LUKA

senja terpatah,
gugur daun menghunjam sahara
riuh kemarau membakar mentari
menatap biru langit,
di sayap awan bertitik gurat api

pejam mata elang,
setajam matamu, mata kita
pecah gerimis air mata
luka berdarah merajam jiwa

munajat doa-doa,
runtuh reranting derai merepih
alam menabur api,
membasuh luka air mata durja

kemarau memantik api,
api gigil terbakar helai mimpi
mimpi berpeluk sepi,
sepi terkapar di jejak janji

mentari mengurai langit,
terberai ditikam cerita pahit
bait-bait sajak terjepit
irama syair mendekap jerit

Tuhan!
hujani kemarau-Mu!

Sumenep, 25102018.

SELINGKAR SAYAP DOA 

di lingkar subuh,
sujud rembulan terbakar mentari
menelan api kobar jiwa perih
akar nurani memeluk pusara sunyi

mengurai sabda pujangga,
melarik tuah bersajak patah

sebak air mata langit,
biru setandan liuk berkisah pahit
di ujung muara,
subuh mendawai kelopak senja

di lingkar subuh,
jejak doa-doa, dosa riak luka

pada sisa kerak rembulan,
irama pinta sepenggal ada
menabur kelopak doa

Astaghfirullah!
Astaghfirullah!
Astaghfirullah!

Masalembu, 07-10-2018.

Multi-Page

Tinggalkan Balasan