Angkasa yang Merindukan Bintang

1,108 kali dibaca

Mataku tak lepas memandangi langit yang kian kelabu. Awan-awan bergelung indah di atas sana, membuat sang surya enggan menampakkan diri. Angin berembus lembut, menggoda dedaunan untuk ikut menari menciptakan orkestra alam. Nyanyian alam selalu menyajikan keindahan, sedangkan aku terlalu sering menyenandungkan kesedihan. Kenapa aku bisa begini?

Aku menelan ludah. Sunyi sekali jalanan ini. Tidak ada satu angkot pun yang lewat. Apa memang hari ini aku ditakdirkan untuk bertemu lagi dengan hujan seperti saat itu? Ah, sungguh, aku tak menyukai suasana seperti ini. Kutendang kerikil yang teronggok tak bersalah di samping sepatuku.

Advertisements

Selintas lewatlah sebuah ingatan yang membekas di kepala. Sebuah kenangan pahit yang tak mungkin bisa kulupa. Peristiwa itu terjadi dua tahun lalu, persis saat aku masih duduk di bangku kelas satu Madrasah Tsanawiyah. Suasananya sama seperti saat ini, hujan rintik-rintik yang melankolis. Bedanya, dulu aku sedang menunggu angkot bersama saudara kembarku, Bintang Nur Calista. Dan sekarang aku sedang sendiri.

Bintang adalah gadis yang cantik. Itu dia sendiri yang bilang, walau aku tak memungkirinya. Mata coklatnya dapat menjebak siapa pun untuk menatapnya berlama-lama. Suara lembutnya mampu melelehkan hati siapa saja yamg mendengar. Canda tawanya adalah pelipur lara. Ah, aku terlalu berlebihan mendeskripsikan dia, mungkin akibat terlalu besar rinduku padanya. Dia adalah adik terbaik yang pernah ada. Peristiwa itu, ah, mengapa mesti terjadi?

Saat itu kami sedang berdiri di pinggir jalan ini, di bawah pohon rindang yang memayungi kami dari rintik hujan. Kami yang masih mengenakan seragam madrasah itu sesekali mengecek ke tengah jalan untuk memastikan ada angkot yang lewat ataukah tidak. Untuk membunuh menjengkelkannya penantian akan datangnya angkot, kami terus berbicara.

“Kak Angkasa! Kamu tahu tidak? Langit malam di luar angkasa sana akan selalu gelap kalau tanpa bintang,” cerocos si Bintang, kembaranku yang mulutnya tak mau diam itu.

Halaman: First 1 2 3 ... Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan