Pengurus Baru Sanggar Andalas Annuqayah Dilantik

1,167 kali dibaca

Sanggar Andalas Pondok Pesantren Annuqayah Lubangsa, Sumenep, Madura, Jawa Timur, memiliki pengurus baru. Pengurus Sanggar Andalas periode 2020-2021 itu dilantik pada Jumat (11/9/2020) malam. Sanggar  Andalas adalah salah satu sanggar yang ada di lingkungan Pondok Pesantren Annuqayah, salah satu pesantren yang memiliki tradisi seni dan sastra.

Menurut Ketua Sanggar Andalas yang baru terpilih, Junaidi HS, sanggar ini mempunyai empat program khusus dalam kegiatannya; yaitu sastra, seni musik, seni rupa, dan teater. Keempat program tersebut diharapkan dapat memberikan manfaat dan daya guna kreativitas sebagai bekal untuk kehidupan di masa yang akan datang bagi para santri Pesantren Annuqayah.

Advertisements

Di Pondok Annuqayah, keberadaan sanggar sudah sangat biasa. Tumbuh kembang sanggar di pesantren ini begitu pesat. Meskipun tidak semua sanggar berkiprah aktif karena berbagai kendala dan alasan. Setidaknya, Andalas adalah salah saru sanggar yang dapat diandalkan.

Sudah banyak kreativitas yang dapat dinikmati dari sanggar yang berpusat di daerah Lubangsa ini. Andalas memberikan kesempatan kepada anggota untuk melatih diri dalam kategori yang diminati. Ke depan diharapkan lahirnya kreatifitas anggota agar eksistensi Andalas menjadi barometer yang dapat diandalkan.

Dalam sambutan pelantikan, Ketua Pengurus Pesantren Annuqayah Lubangsa, A Junaidi Aidi, mengatakan, Sanggar Andalas merupakan salah satu wadah kreativitas santri dalam mengembangkan bakat diri. Oleh karena itu, diharapkan keberadaan sanggar dimanfaatkan dengan sebaik mungkin. Ia juga berharap ada sinergi positif antara alumni dan santri aktif agar terjadi kolaborasi pengalaman yang lebih memberi manfaat bagi pesantren secara massif dan komprehensif.

Sementara, Ketua Sanggar Andalas yang baru terpilih, Junaidi HS, berharap bahwa Sanggar Andalas memberikan kontribusi positif dalam hal pengembangan bakat santri. Hal ini dimaksudkan agar potensi-potensi terpendam dapat terangkat ke permukaan. “Dan Andalas memberikan dampak kebaikan, baik untuk diri sendiri maupun bagi orang lain ketika sudah terjun di masyarakat,” katanya.

Salah satu rangkaian acara dalam pelantikan pengurus Andalas yang bertajuk “Ngikrar se Anyar (ikrar baru)” adalah pembacaan ikrar yang dipimpin oleh Junaidi HS. Ia berharap anggota Sanggar Andalas berkomitmen untuk berkiprah dalam karya demi kebermanfaatan dalam kehidupan. Ikrar (komitmen) ini sebagai bentuk optimisme dalam diri anggota untuk tidak jenuh berkarya dengan segala hal yang memberi kebaikan. “Karena sebaik-baik individu adalah yang memberi manfaat kepada alam sekitar,” katanya.

Acara dilanjutkan dengan “Bincang Keandalasan.” Sebuah diskusi ringan yang membicarakan segala hal terkait program-program sanggar. Dalam sesi ini terjadi diskusi antara alumni dan anggota Andalas. De Vawzi, yang termasuk salah satu anggota aktif di Sanggar Andalas, memberikan ulasan berkenaan peran positif sanggar ini. Menurutnya, Andalas merupakan kepanjangan dari “Annuqayah Dalam Sastra” dan sebagai sarana untuk ekseistensi diri.

Sementara KM Sattar, seorang alumni yang masih aktif mengajar di Lubangsa, memberikan ulasan terkait cikal-bakal Sanggar Andalas. Dalam penjelasannya, KM Sattar mengatakan bahwa telah terjadi proses kreatif santri sebelum lahirnya Andalas, seperti terbentuknya Bengkel Mayang yang bergerak di bidang literasi (sastra).

Dalama kesempatan ini, secara khusus Rusdi El Umar berbagi pengalaman terkait karya literasi. Bagaimana komitmen menulis dan mengirimkannya ke media. Dalam pembahasan ini juga dijelaskan terkait teknis menulis dalam segala genrenya. Baik puisi, cerpen, maupun naskah artikel (karya ilmiah) mempunyai peran positif dalam kehidupan masa sekarang dan di masa yang akan datang.

sementara itu, A Saeri, alumni yang pernah menjadi Ketua Andalas, lebih menekankan kepada relitas kehidupan. Ternyata, apa yang kita lakukan di pesantren, termasuk juga kegiatan sanggar, akan mewarnai kehidupan di alam nyata. Terjadi kolaborasi pengalaman yang erat antara kegiatan di pesantren dengan kehidupan kemasyarakatan. Sebagai pelaku bisnis (sosial kemasyarakatan juga dilakukan), A Saeri menekankan kaitan seni dengan perawatan bonsai (salah satu bisnis Beliau adalah jual beli bonsai).

MaHa Mangkudilaga, mantan ketua periode sebelumnya, mengatakan bahwa sinergi antara alumni dan santri aktif memberikan dampak yang signifikan dalam membangun kreativitas. Harapan selanjutnya, kebersamaan ini semoga tidak hanya berhenti sampai di sini. Tetapi terus terjadi kolaborasi efektif guna membangun generasi yang berkualitas.

Multi-Page

Tinggalkan Balasan