Pahala Berlipat di Bulan Syafaat

978 kali dibaca

Memasuki Bulan Ramadan merupakan kenikmatan tersendiri bagi orang-orang yang beriman. Bulan yang penuh syafaat ini dijadikan momentum untuk melakukan ibadah yang lebih intensif. Karena, di bulan ini pahala ibadah bekali lipat. Juga adanya berkah Ramadan yang menjadi motivasi tersendiri untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah swt.

Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), ‘Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku. Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan yaitu kebahagiaan ketika dia berbuka dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Rabbnya. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi.’” (HR. Bukhari dan Muslim).

Advertisements

Dalam hadis tersebut disebutkan bahwa ada beberapa hal yang perlu dijabarkan guna mendapat pengetahuan yang lebih bermakna. Hal-hal tersebut adalah sebagaimana berikut ini.

Pahala Amal yang Berlipat

Setiap perbuatan amal baik akan dibalas oleh Allah dengan pahala yang berlipat.

Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan barangsiapa yang membawa perbuatan jahat, maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan).” (QS. Al-An’am : 160).

Ayat tersebut menjelaskan bahwa perbuatan baik akan dibalas dengan pahala sepuluh kali lipat. Sebuah balasan pahala yang sangat memberikan keistimewaan tersendiri sehingga kita mempunyai kemauan yang lebih kuat untuk berbuat baik. Perbuatan baik tidak menghabiskan biaya yang mahal, tidak memerlukan tenaga yang lebih, hanya diperlukan keikhlasan untuk berbuat bijak sekaligus baik.

Sementara, perbuatan jahat dibalas sepadan. Melakukan satu kejahatan dibalas dengan satu hukuman. Dan mereka tidak dirugikan sedikit pun dengan hukum Tuhan yang demikian. Karena hukum Tuhan menuntut keadilan yang sebenarnya. Membawa kepada hakikat kemaslahatan.

Pahala Puasa Istimewa

Berbeda dengan ibadah puasa, amalan indah ini akan dibalas oleh Allah dengan balasan yang hanya Allah saja yang mengetahui. Ini berarti bahwa ibadah puasa mendapat prioritas tersendiri di sisi Allah. Ini juga bermakna, bahwa balasan ibadah ini tidak hanya sepuluh kali lipat, tetapi niscaya berkali-kali lipat.

Orang yang melaksanakan ibadah puasa mendapat apresiasi istimewa dari Allah. Menjadi perhatian khusus, di mana balasannya hanya diketahui oleh Allah. Allah akan memberikan balasan yang super istimewa. Balasan yang akan memberikan kebahagiaan yang paling sempurna.

Dua Kebahagiaan Puasa

Orang yang melaksanakan ibadah puasa akan mendapatkan dua kebahagiaan. Dua kegembiraan yang hanya didapat oleh orang yang melaksanakan puasa secara ikhlas. Kebahagiaan ini tidak dimiliki oleh ibadah lain selain puasa.

Pertama, kebahagiaan saat berbuka puasa. Pada saat berbuka terdapat suatu kenikmatan yang istimewa. Setelah kita menahan lapar, haus, dan menahan perbuatan dosa lainnya, serta menahan nafsu, di saat beduk magrib bertalu, kenikmatan menu makanan dan minuman sangat luar biasa. Ditunggu dengan sabar, dan merasakan ketentraman batin karena telah melaksanakan suatu yang indah (puasa).

Pada saat berbuka puasa, kita dihalalkan untuk mencicipi semua makanan, halalan thayyiba (halal dan baik). Adalah sebuah kebahagiaan tersendiri dengan kenikmatan pribadi karena telah ber-taqarrub kepada Allah. Melalui puasa, kita telah berkomunikasi (batin) dengan Tuhan.

Kedua, kebahagiaan saat berjumpa dengan Robb. Kebahagiaan saat berjumpa dengan Tuhan (Robb), karena bagi orang yang melaksanakan ibadah puasa ada kesempatan untuk berjumpa dengan-Nya. Sebuah perjumpaan antara pencinta dengan yang dicinta. Karena yang dicinta juga sebagai pencinta kepada hamba-Nya yang benar-benar cinta kepada Tuhannya.

Berjumpa dengan Tuhan adalah harapan setiap orang beriman. Orang-orang yang beriman akan selalu berharap, bahwa di akhirat kelak mereka akan bersua dengan Allah tanpa adanya antara (spice) di antara keduanya. Subhanallah, ya Robb, kabulkan harapan kami! Aamiin!

Allah Mencintai yang Berpuasa

Bulan syafaat, Ramadan, yaitu perantara atau pengantar untuk lebih banyak melaksanakan ibadah di bulan ini. Bulan suci ini (Ramadan) telah membawa kebaikan kepada kita, baik secara vertikal maupun horizontal.

Secara vertikal, kita bermunajat lebih dekat dan lebih banyak kepada Allah. Sedangkan secara vertikal, hubungan persaudaraan yang lebih berkualitas dengan adanya kewajiban membayar zakat fitrah. Sebuah kewajiban personal unruk berbagi kebahagiaan dengan orang lain yang membutuhkan.

Sebuah keistimewaan bahwa di bulan ini, Ramadan, yaitu bulan syafaat yang dirindu oleh setiap orang (beriman). Maka kesempatan untuk melaksanakan ibadah lebih baik, lebih intens, dan lebih berkualitas menjadi motivasi untuk terus taqarrub kepada Allah.

Wallahu A’lam bis Shawab!

Madura, 06 Ramadan 1442 H.

Multi-Page

Tinggalkan Balasan