Menyelami Mitologi Jawa

1,256 kali dibaca

Mitos menjadi salah satu kepercayaan yang sangat penting bagi masyarakat Jawa tempo dulu. Terbukti, dalam setiap gerak dan tingkah lakunya, masyarakat Jawa erat sekali perhatiannya relasinya mitos-mitos dan kepercayaan yang begitu besar.

Dalam kehidupan sehari-hari mitos sangat berpengaruh, sehingga ada banyak macam mitos yang diciptakan oleh masyarakat Jawa, dan hal ini berlangsung sampai sekarang.

Advertisements

Ada banyak macam mitos-mitos yang lahir dan berkembang dalam keseharian masyarakat Jawa, meskipun hari ini kepungan budaya dari luar sangat masif. Alasan mitos bisa bertahan sampai di era modern ini adalah kepercayaan masyarakat yang bersumber dari berbagai kisah yang dihasilkan dari kolaborasi kebudayaan Jawa asli, kebudayaan era Jawa Saka (Hindu-Jawa), dan kebudayaan yang lahir pada zaman pra-Islam masih tetap dilestarikan.

Budiono Herusatoto, dalam buku berjudul Mitologi Jawa ini, mengajak pembaca untuk terus menggali mitos-mitos Jawa yang masih terkubur oleh zaman. Buku yang disajikan dengan gaya penulisan ringan ini tentu bisa menjadi pintu masuk untuk dan mengenal lebih luas tentang kehidupan masyarakat Jawa dengan mitos-mitosnya.

Dari sini, Budiono justru memberi sinyal bagus untuk generasi milenial kembali ke akarnya. Lebih dekat kepada alam, kepada tumbuhan, air dan segala apa yang ada di atas dan di bawah bumi. Itulah kesadaran atas pengetahuan lokal yang digaungkan oleh penulis buku ini.

Perihal mitologi Jawa ini, Budiono membagi menjadi tiga bagian penting. Pertama, mitos tradisional yang berasal dari legenda Jawa asli. Kedua, mitos tradisional yang berawal dari cerita fiksi. Dan, yang terakhir,  percampuran antara keduanya.

Untuk mitos tradisional yang pertama, penulis buku ini mencoba untuk menelusuri lakon carangan wayang Purwa sebagai contoh. Lakon carang wayang Purwa ini lahir dari karya pendongeng (adicarita) zaman Jawa Saka.

Disebutkan, lakon Purwakala bukan hasil tiruan dari epos Ramayana dan Mahabarata, melainkan benar-benar lahir dari rahim awal abad Saka yang sering diberi nama Purwakala, yang artinya awal zaman atau Murwakala yang bermakna memulai zaman (hal. 34). Istilah Murwakala adalah bahasa perlambangan untuk peristiwa yang menimpa atau dialami oleh masyarakat Jawa. Sehingga di sini ada yang namanya waktu atau sangat.

Dalam perhitungan sangat dinisbatkan kepada suryakala (peredaran matahari), masyarakat percaya bahwa semua ini memiliki sebab-akibat, waktu gangguan dan ada semacam tulah. Ada empat waktu yang mempunyai efek buruk atau banyak bencana, di antaranya adalah: pada waktu matahari terbit (gagat-ésuk, gagating raina), siang hari saat matahari di atas kepala (surya tumumpang aksa), saat senja (sandhékala), dan tengah malam ketika bula ada di atas kepala (candra tumumpang aksa).

Dari keempat waktu atau sangat yang sering menimbulkan bencana ini, masyarakat diajak untuk lebih hati-hati dan mawas diri terhadap bencana. Maka yang ditekankan adalah tidak tidur di waktu-waktu itu dan menghentikan aktivitas yang kurang bermanfaat, supaya terhindar dari bencana.

Kerja-kerja kearifan semacam ini tentu tidak serta merta datang dari ruang kosong, melainkan ada kesejarahan yang tertanam kuat dalam kehidupan masyarakat Jawa. Mungkin ini bagian kecil dari mitos yang ada dalam kehidupan masyarakat Jawa.

Membaca buku ini akan membawa kita menyelam jauh ke kedalaman batin mitos-mitos yang selama ini masih dipercayai oleh masyarakat Jawa.

Data Buku

Judul buku      : Mitologi Jawa
Penulis             : Budiono Herusatoto
Penerbit           : Narasi
Cetakan           : Pertama, 2019
Tebal               : 14×20 cm. xxvi + 134 hlm.
ISBN               : 978-602-5792-30-4

Multi-Page

Tinggalkan Balasan