Menyambut Ramadan dengan Masjid Ramah Anak

213 kali dibaca

Bulan Ramadan tinggal menghitung hari. Siapkah kita menjalaninya dengan khusyuk, tenang, dan bahagia?

Bulan Ramadan memiliki makna dan keistimewaan tersendiri bagi umat muslim yang menjalaninya, tidak terkecuali anak-anak. Seluruh aktivitas positif yang dijalankan di bulan suci bernilai ibadah. Tidak sedikit masjid-masjid pun ikut serta menyambut bulan yang penuh keberkahan ini dengan berlomba-lomba menyelenggarakan kegiatan mulai dari buka puasa bersama, pesantren kilat, sampai pada aktivitas pengajian.

Advertisements

Jika kita lihat, anak-anak adalah sosok yang paling bahagia menyambut Ramadan. Kegiatan yang dilaksanakan di masjid menjadi daya tarik tersendiri bagi anak-anak, seperti buka bersama, pemberian takjil gratis, salat tarawih, dan tadarus.

Namun, pertanyaannya, apakah masjid sudah menerapkan konsep ramah anak? Karena sepengalaman saya, saat melaksanakan ibadah tarawih di masjid, seringkali melihat anak-anak yang dibentak oleh sejumlah pengurus atau jamaah. Alasannya, aktivitas anak-anak di masjid dianggap berisik, menimbulkan keributan,  sehingga mengganggu kekhusyukan jamaah lainnya selama beribadah.

Maka, tindakan pengusiran, pemukulan, hingga pada perilaku diskriminasi lainnya kerap dialami oleh anak-anak pada saat mereka bermain atau beraktivitas di dalam masjid.

Padahal, bukankah itu semua adalah bentuk kekerasan fisik dan verbal pada anak? Pengalaman ini malah akan membuat anak menjadi trauma dan meninggalkan atau menjauh dari masjid.

Dalam beberapa dekade ini banyak orang yang tidak paham bahwa melakukan tindak kekerasan pada anak di manapun saja, meski di tempat ibadah, akan berdampak pada kondisi psikologis mereka.

Bentuk kenakalan yang dilakukan oleh anak-anak selama di lingkungan masjid, sepanjang pengamatan saya, masih terbilang normal. Saat azan berkumandang mereka berbondong-bondong datang ke masjid dengan raut wajah yang gembira, apalagi bertemu dengan banyak teman sebayanya, sambil lalu bercerita tentang hal-hal yang mengasyikkan disertai dengan canda tawa yang menggelegar. Apalagi berada di tempat yang terbilang luas memberikan ruang mereka untuk bergerak bebas.

Dunia anak adalah dunia bermain. Konsep ini perlu dipahami oleh kita sebagai individu dewasa. Kita juga sudah mendengar banyak kisah bagaimana Rasulullah saat salat dan ketika bersujud lalu ada cucunya, Hasan dan Husein yang suka melompat ke punggung Rasulullah. Saat Rasulullah mengangkat kepala, perlahan Rasulullah memindahkan sang cucu dan meletakkannya di sampingnya.

Kemudian, saat Rasulullah sujud, cucunya kembali memanjat punggungnya sampai beliau selesai salat dan mendudukkan mereka di pangkuannya.

Demikianlah, bagaimana Rasulullah memperlihatkan caranya berinteraksi dengan anak-anak saat ia melaksanakan ibadah, sungguh kasih sayangnya pada anak-anak menjadi teladan bagi kita, untuk tetap bersikap baik pada anak kendati mereka berperilaku yang menurut orang dewasa “mengganggu ibadah” mereka.

Secara umum masjid tidak hanya berfungsi sebagai sarana ibadah atau tempat salat. Di masa Rasulullah, masjid memiliki banyak fungsi lainnya, seperti untuk aktivitas pendidikan, sosial dan ekonomi, serta politik dan budaya. Begitu pula pada puncak kejayaan Islam di masa pemerintah Harun Ar-Rasyid, masjid menjadi pusat pengembangan ilmu pengetahuan dan agama, sehingga lahirlah banyak tokoh-tokoh penting yang menyebarkan Islam ke pelosok negeri.

Oleh karenanya penting sekali untuk mendeklarasikan masjid ramah anak. Dan pemerintah nampaknya sudah mensosialisasaikan hal ini, dengan harapan anak tidak lagi mendapatkan diskriminasi selama beraktivitas di masjid. Mereka dapat menjalankan ibadah maupun aktivitas sosialnya yang positif dengan perasaan aman, nyaman, dan bahagia.

Pemerintah juga ikut andil mengubah citra masjid yang kaku menjadi salah satu insitusi yang dapat memberikan ruang untuk menyalurkan kreativitas anak. Karena anak memiliki banyak energi yang harus disalurkan melalui kegiatan-kegiatan positif.

Hadirnya bulan Ramadan ini cukup tepat dijadikan momentum untuk menerapkan konsep masjid ramah anak. Seperti melibatkan anak-anak dalam kegiatan lomba yang diselenggarakan dalam rangka memeriahkan bulan suci Ramadan, atau pawai menyambut bulan Ramadan. Anak juga bisa diajak dalam kegiatan pengajian yang konteksnya sesuai dengan karakter anak, seperti kajian tentang kisah rasul dan sahabat nabi hingga cerita-cerita dari para tokoh muslim dunia dan lainnya.

Tidak hanya itu, pengurus masjid bersama masyarakat bisa juga menyediakan fasilitas ruang baca untuk anak-anak, tempat olah raga, hingga area bermain (playground) yang aman. Cara demikian dapat menarik minat anak untuk datang berbondong-bondong ikut serta dalam memakmurkan masjid.

Multi-Page

Tinggalkan Balasan