Menuju STQ Nasional XXVI Sofifi #4: Momentum Kebangkitan Ekosistem Kebudayaan

903 kali dibaca

Jejak sejarah Maluku Utara merupakan sumber yang melimpah yang menarik untuk bahan penelitian akademik, terutama yang terkait dengan rempah dan jalur rempah. Beberapa lembaga yang melakukan kajian secara intens mengenai jalur rempah adalah Kementrian Pendidikan dan Kebudayan. Hasil penelitian Kemendikbud ini ditulis Bondan Kanumoyoso dan Djoko Marihandono dan diterbitkan menjadi buku Rempah, Jakur Rempah, dan Dinamika Masyarakat Nusantara.

Peneliti lain yang menulis rempah Maluku adalah John Villiers (1986), Manila and Maluku: Trade and Warfare in the Eastern Archipelago 1580-1640; Stone, B.G. (1964) The Spice Trade; dan Kal Muller, (1990) Spice Islands: The Moluccas. Kemasyhuran rempah-rempah Maluku banyak disebut dalam buku-buku sejarah, seperti Anthony Reid (1999), Dari Ekspansi Hingga Krisis: Jaringan Perdagangan Global Asia Tenggara 1450-1680; G.A. Ohorella (Ed) (1977): Ternate Sebagai Bandar di Jaur Sutra; Willard, A. Hanna, dan Des Alwi (1996) Ternate dan Tidore: Masa Lalu Penuh Gejolak; dan lain-lain. Semua hasil penelitian ini cukup membuktikan nilai strategis Maluku dan rempah-rempahnya dalam kajian akademik.

Advertisements

Saat ini mulai tumbuh kesadaran di kalangan masyarakat Maluku untuk bangkit dan mengembangkan berbagai potensi sosial-budaya dan ekonomi yang ada. Hal ini ditandai dengan munculnya berbagai event budaya di Maluku Utara, mulai yang berskala lokal sampai internasional. Juga tumbuhnya kajian mengenai Maluku yang dilakukan oleh para peneliti dan akademisi Maluku. Semangat ini juga ditangkap dengan baik oleh pemerintah daerah Maluku yang kemudian direspons dengan penetapan Sofifi sebagai Kawasan Khusus.

Melihat semangat kebangkitan yang dilakukan oleh masyarakat Maluku Utara, maka penetapan Maluku sebagai tuan rumah pelaksanaan STQ Nasional XXVI merupakan langkah yang tepat dan strategis. Artinya, STQ Nasional XXVI yang diselenggarakan di Sofifi, Maluku Utara akan menjadi momentum strategis untuk memperkenalkan potensi alam, budaya, dan ekonomi Maluku Utara kepada masyarakat Indonesia dan publik dunia. Selain itu, event STQ Nasional juga dapat dijadikan momentum menggali jejak sejarah dan merevitalisasi spirit peradaban Maluku Utara.

Dalam konteks ini, STQ Nasional tidak sekadar event rutin perlombaan membaca Al-Quran, tetapi menjadi ajang kebudayaan yang tidak saja sebagai sarana mensyiarkan Islam secara simbolik, tetapi justru menjadi sarana pengembangan berbagai potensi kebudayaan dan ekonomi. Dengan demikian, STQ tidak hanya memiliki dampak secara spiritual dan religius, tetapi juga memiliki dampak secara sosial ekonomi dan budaya kepada masyarakat, khususnya yang menjadi tuan rumah.

Ini artinya STQ Nasionak XXVI yang diselenggarakan di Sofifi, Maluku Utara bisa dijasikan sebagai momentum persiapan ekosistem budaya menyambut terciptanya Kawasan Khusus di Maluku Utara bisa menjadi gerbang kebangkitan Sofifi menuju Kawasan Khusus Ibu Kota. STQ Nasional di Sofifi harus bisa menjadi sarana membangun kesadaran masyarakat dunia (awareness) mengenai berbagai potensi budaya dan keindahan alam serta sejarah yang memiliki niai penting bagi eradaban dunia. Kedua STQ Nasionak harus bisa menjadi momentum peningkatan skill profesional masyarakat Maluku Utara untuk membangun ekosistem kebudayaan.  Ekosistem kebudayaan ini penting disiapkan agar masyarakat Maluku dapat mengikuti perubahan dan perkembangan Sofifi ketika menjadi kawasana khusus Ibu Kota.

Untuk dapat mencapai tujuan tersebut diperlukan berbagai kegiatan pendukung, di antaranya, pertama, gelar seni budaya; suatu event yang akan menampilkan berbagai ragam jenis seni budaya yang ada di Maluku Utara baik tradisional maupun kontemporer. Selain untuk menunjukkan dan mensosialisasikan identitas kultural masyarakat Maluku Utara, event ini juga untuk memancing kreativitas para seniaman Maluku Utara.

Kedua, Sofifi Expo; suatu event untuk memamerkan berbagai produk kreatif masyarakat; kuliner, kerajinan, pakaian, maupun produk-produk lainya. Melalui event ini akan tercipta ruang aktualisasi kreativitas para kreator industri kreatif, sehingga hasil kreativitas mereka dapat dikenal masyarakat secara luas. Event Sofifi Expo yang diselenggarakan bertepatan dengan pelaksanaan STQ Nasional XXVI ini dapat menjadi titik awal penyelenggaraan expo produk kreatif Sofifi yang diharapkan bisa menjadi agenda rutin tahunan.

Ketiga, tur sejarah, budaya, dan alam; suatu event untuk mendorong peserta dan masyarakat berkunjung ke berbagai obyek wisata yang ada di Maluku Utara, baik wisata sejarah, budaya, maupun alam. Event ini tidak dijadwalkan secara khusus oleh panitia, tetapi berjalan secara temporal dan nonformal di sela-sela event STQ. Target dari event ini adalah menciptakan duta-duta wisata Maluku Utara secara informal, yaitu para perserta, official, dan pengunjung STQ yang hadir di event tersebut. Diharapkan mereka dapat menceritakan keindahan alam, budaya, dan sejarah Maluku Utara di derah masing-masing setelah mendapat kesan mendalam dan kenangan yang indah saat menghadiri STQ Nasional.

Keempat, event sambungrasa STQ, adalah dialog dan sambung rasa dengan komunitas internasional mengenai kegiatan STQ. Event ini dilakukan melalui media zoom, bertujuan untuk mensosialisasikan event STQ dan berbagai potensi sosial budaya dan ekonomi Maluku Utara kepada publik internasional.

Kelima, event sarasehan atau seminar adalah kegiatan ilmiah untuk membahas tema yang terkait dengan STQ dan berbagai kebudayaan, sejarah, dan tradisi yang ada Maluku Utara. Event ini diselenggarakan kerja sama dengan kampus yang ada di Maluku Utara.

Berbagai event ini sangat mungkin disosialisasikan kepada publik internasiona karena dukungan teknologi informasi yang semakin canggih. Apalagi dengan munculnya budaya daring di era pandemi Covid-19.  Munculnya aplikasi Zoom, Googlemeet, dan sejenisnya memungkinkan publik dunia bisa mengakses suatu event yang ada di satu tempat secara langsung. Dalam konteks ini tantangan justru ada pada kreativitas pengelola event. Jika event ini bisa disajikan secara kreatif , maka akan dapat dapat menarik perhatian publik nasional maupun internasional

Semua event ini memang hanya menjadi pendukung atas penyelenggaraan STQ Nasional. Namun, jika event pendukung ini dikelola dengan baik, maka akan memiliki dampak yang panjang dan positif bagi masyarakat Maluku Utara. Jika hal ini bisa terwujud, maka STQ Nasional XXVI di Sofifi akan memiliki manfaat yang nyata dan dampak yang panjang. Bukan sekadar event rutin yang akan selesai dengan selesainya acara tersebut. Tanpa bekas dan dampak. Sampai jumpa di event STQ Nasional XXVI di Sofifi Maluku Utara pada bulan Oktober 2021. (selesai)

Multi-Page

Tinggalkan Balasan