Menuju STQ Nasional XXVI Sofifi #3: Menggali Spirit, Mengembangkan Potensi

886 kali dibaca

Provinsi Maluku Utara yang akan menjadi tuan rumah Seleksi Tilawatil Quran (STQ) Nasional XXVI tidak hanya sarat dengan nilai sejarah dan spirit keislaman, tetapi juga memiliki budaya dan keindahan alam yang menarik. Mulai dari pemandangan hutan, gunung, dan laut dengan wisata baharinya.

Berdasarkan data dari Kementrian Kelautan dan Perikanan, perairan laut Maluku Utara memiliki potensi perikanan karang yang tinggi. Itulah sebabnya daerah ini ditetapkan sebagai bagian dari Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPPNRI) 715 berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 18 Tahun 2014).

Advertisements

Melalui Kepmen ini, secara administratif  Pemerintah Provinsi Maluku Utara memiliki wewenang dan tanggung jawab untuk melakukan pengelolaan perikanan. Menurut Kepmen ini, potensi perikanan karang sebesar 310.866 ton per tahun, dan tingkat kemanfaatannya saat ini tergolong moderat, yaitu sebesar 34 persen.

Selain ikannya yang bisa menarik wisatawan untuk memancing dan menikmati kuliner ikan, laut Maluku Utara juga menyajikan panorama bawah laut dan pasir putih pantai yang indah. Panaorama bawah laut yang sangat indah, di antaranya adalah Teluk Jailolo di Kepulauan Widi dan Pulau Oto dan Kepulauan Gurici, serta Pantai Teluk Hol Salamada, satu pantai yang cantik dengan airnya yang jernih seperti kaca.

Pantai Salamade Ternate.

Maluku Utara juga memiliki potensi budaya yang eksotik. Beberapa seni budaya Maluku Utara telah memperoleh sertifikat sebagai warisan budaya tak benda (WBTb), di antaranya seni pertunjukan Beka Yai, Laka Baka, adat perkawinan Sula Mata, dan kuliner Halua Kanari.

Untuk mengukuhkan dan menumbuhkan kembali identitaas budaya Maluku Utara, khususnya Halmahera Barat, yang kaya dengan dengan tradisi dan berbagai kearifan lokal, telah diselenggarakan Festival Teluk Jailolo sejak 2009.  Dalam event ini dilakukan ritual Sigofi Ngolo, upacara tradisional bersih laut dan tabur bunga guna memohon kelancaran dan berziarah ke Pulau Baboa. Data ini menunjukkan Maluku Utara merupakan kawasan yang menarik untuk wisata bahari.

Di Maluku Utara juga sudah terbentuk beberapa desa wisata, di antaranya Desa Wisata Bobanehana. Di desa ini masyarakat membuat paket wisata untuk menikmati wisata alam kebun rempah seperti cengkeh, pala, dan kelapa dan belajar tentang kehidupan petani rempah sambil berkeliling naik gerobak sapi.

Lalu ada juga Desa Wisata Guaeria. Desa yang terletak di kawasan pesisir ini menawarkan keindahan pemanadangan Teluk Jailolo dengan kulinernya yang lezat. Di desa ini pula para wisatawan dapat mengikuti aktivitas budaya wisata laut, seperti Huhati, yaitu memancing dengan teknik tradisional masyarakat yang ramah lingkungan.

Di Desa Wisata Gamtala kita bisa berwisata menyusuri hutan mangrove sambil menyaksikan langsung kehidupan masyarakat di sekitar aliran sungai, seperti proses pengolahan sagu, mencari kerang, dan menikmati acara adat Orom Saradu. Ini suatu tradisi yang memiliki nilai luhur dan sarat dengan makna yang mendalam bagi masyarkat Halmahera Barat.

Teluk Jailolo.

Tradisi ini merupakan warisan turun temurun dari para leluhur untuk menanamkan nilai-nilai kebersamaan. Dalam upacara ini, masyarakat akan makan bersama di Sasadu, rumah adat suku Sahu. Upacara ini menjadi sarana penegakan nilai kedamaian, memperkuat relasi sosial, persaudaraan, dan harmoni karena melalui upacara ini masyarakat bisa berbaur tanpa sekat-sekat sosial.

Bagi masyarakat suku Sahu, upacara Orom Saradu ini juga sebagai pendidikan moral yang bisa memperkuat stuaktur sosial serta mempertegas hubungan manusia, khususnya masyarakat suku Sahu dengan lingkungan alamnya.

Perbagai potensi alam dan budaya inilah yang menjadi salah satu sebab ditetapkannya Kawasan Khusus Ibu Kota Sofifi, yang meliputi sebagian Kecamatan di wilayah kota Tidore di pulau besar dan sebagai Kecamatan di Halmahera Barat. Dengan penetapan ini diharapkan akan bisa menarik investasi yang bisa mempercepat penyerapan tenaga kerja sehingga bisa meningkatkan taraf dan kesejahteraan masyarakat.

Dalam rengka menyiapkan Sofifi menjadi kawasan khusus ini, maka perlu dipersiapkan pula ekosistem budayanya agar bisa mengimbangi kemajuan yang akan terjadi di Sofifi. Artinya, masyarakat juga perlu mempersiapkan infrastruktur sosial budaya dalam bentuk peningkatan sikap mental, kreativitas, dan soft skill yang mampu mengolah dan mengembangkan berbagai potensi alam dan sosial budaya yang dimiliki, sekaligus memperkenalkannya kepada masyarakat luas yang ada di luar Maluku Utara.

Berdasar data-data potensi alam yang ada sudah cukup banyak, nilai sejarah dan berbagai kearifan lokal bisa dijadikan modal sosial dan kultural untuk dikembangkan menjadi modal ekonomi.

Dalam konteks inilah STQ Nasional XXVI memiliki peran dan fungsi strategis sebagai event kebudayaan. Artinya, STQ Nasional XXVI di Sofisi bukan sekadar event perlombaan yang bercorak religius, tetapi menjadi memontum kebangkitan budaya untuk spirit nilai yang sudah ada di Maluku Utara dengan ajang penggalian berbagai pitensi ekonomi budaya untuk menyongsong terciptanya Kawasan Khusus Ibu Kota Sofifi demi terwujudnya kemajuan dan kesejahteraan masyarakat Maluku Utara.

Multi-Page

Tinggalkan Balasan