Mengatasi Virus Corona ala Rasulullah

2,579 kali dibaca

Corona bukan hanya saja menghantui manusia, tapi lebih jauh dari itu ia menyebabkan kepanikan tiada berujung. Pada fase awal penyebaran penyakit mematikan ini, sebagian masyaraka Indonesia merasa jumawa, bahkan dengan sangat percaya diri mengatakan bahwa Corona tidak berlaku di Indonesia. Tapi tak lama dari itu –Lisan memang mudah untuk dilipat bahkan dibalik, karena ia memang tidak bertulang– Indonesia secara resmi dikabarkan terjangkit virus Corona. Dua orang terdeteksi positif terjangkit virus Corona.

Tak sampai hitungan jam, berita simpang siur, hoax ataupun fakta, membuat masyarakat di seluruh penjuru Indonesia terbirit-birit mencari pelindung untuk mengamankan diri. Masker dengan harga murah melonjak tinggi lebih 100% dari harga awal. Bukan masyarakat Indonesia jika tidak baku hantam antarucapan. Saling menyalahkan merupakan bumbu utama dalam serangan panik Indonesia hari ini. Lebih dari itu, pemerintah adalah sasaran empuk segala jenis umpatan dan celaan.

Advertisements

Infeksi virus Corona atau COVID-19 disebabkan oleh coronavirus, yaitu kelompok virus yang menginfeksi sistem pernapasan. Pada sebagian besar kasus, coronavirus hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan sampai sedang, seperti flu. Akan tetapi, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti MERS, SARS, dan pneumonia. Coronavirus mampu menyebar dengan sangat mudah. Hingga saat ini Corona telah menyerang 64 negara, dengan korban 3.006 meninggal dunia, dan 88.227 terinfeksi.

Tho’un atau The Black Death

Seperti yang pernah dikatakan, bahwa hidup adalah sejarah yang berulang. Penyakit semacam Corona juga pernah mewabah di zaman Rosulullah. Penyakit tersebut bernama Tho’un. Penyakit ini dikenal sangat mematikan bahkan tidak ditemukan obatnya. Penyakit dengan sebutan The Black Death ini merupakan penyakit yang mewabah pada abad pertengahan, yakni 17 Hijriyah (sekitar 639M). Wabah ini muncul dan menyebar pada masa kekhalifahan Umar bin Khattab. Banyak sekali umat muslim yang meninggal dunia akibat penyakit Thoun.

Wabah ini sangat cepat menular hampir di seluruh penjuru negeri Syam. Di antara mereka yang meninggal dunia adalah Abu Ubaidah dan Mu’adz bin Jabar, dua orang sahabat Nabi yang masyhur. Berdasarkan kejadian memilukan tersebut, para sahabat mengingat pesan Rasulullah yang diceritakan dalam kitab Shahih Muslim yang dikarang oleh Abu Husain Muslim al-Hajjaj:

حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى، قَالَ: قَرَأْتُ عَلَى مَالِكٍ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ الْمُنْكَدِرِ، وَأَبِي النَّضْرِ، مَوْلَى عُمَرَ بْنِ عُبَيْدِ اللهِ، عَنْ عَامِرِ بْنِ سَعْدِ بْنِ أَبِي وَقَّاصٍ، عَنْ أَبِيهِ، أَنَّهُ سَمِعَهُ يَسْأَلُ أُسَامَةَ بْنَ زَيْدٍ: مَاذَا سَمِعْتَ مِنْ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الطَّاعُونِ؟ فَقَالَ أُسَامَةُ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «الطَّاعُونُ رِجْزٌ أَوْ عَذَابٌ أُرْسِلَ عَلَى بَنِي إِسْرَائِيلَ أَوْ عَلَى مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ، فَإِذَا سَمِعْتُمْ بِهِ بِأَرْضٍ، فَلَا تَقْدَمُوا عَلَيْهِ، وَإِذَا وَقَعَ بِأَرْضٍ وَأَنْتُمْ بِهَا، فَلَا تَخْرُجُوا فِرَارًا مِنْهُ»

Menceritakan terhadap kami Yahya bin Yahya, dia berkata: Saya membacakan terhadap Malik dari Muhammad bin al-Munkadir dan Abu an-Nadhir (budak Umar bin Ubaidillah) dari Amir bin Sa’d bin Abu Waqqash dari ayahnya bahwasannya Yahya mendengar ayah Said bin Abu Waqqash sedang bertanya terhadap Usamah bin Zaid: apa yang kamu dengar dari Rasulullah SAW tentang Thaun? Usamah menjawab: Rasulullah SAW bersabda: Thaun adalah kotoran atau azab yang menimpa kaum bani Israil atau orang sebelum kalian. Apabila kalian mendengar wabah penyakit tersebut melanda suatu daerah maka jangan kalian memasukinya, apabila kalian sedang berada di daerah tersebut maka janganlah kalian keluar melarikan diri.

Hadist tentang penyakit Tho’un beberapa kali disinggung di dalam kitab klasik seperti I’anah at-Tholibin pada halalaman 108, juz 2. Juga pada kitab Dar Ihya’ al-Kutub al-‘Arabiyyah, Dar al-Kutub al-Islamiyah, kitab Abu Zakaria al-Anshori, dan juga kitab Asna al-Matholib Syarah Roudhoh at-Tholib pada juz 3, halaman 38.

Upaya isolasi dalam penyembuhan korban serangan wabah merupakan metode yang telah lama digunakan oleh Rasulullah. Saat ini Indonesia sedang menerapkan sistem itu dengan mengisolasi para WNI yang dipulangkan dari Wuhan di Pulau Natuna. Namun, apakah cara itu cukup? Kecanggihan pengobatan saat ini tidak bisa ditemui pada zaman Rasulullah. Besar harapan untuk segera ditemukannya penangkal virus Corona sehingga mampu mengatasi masalah besar yang melanda dunia. Upaya yang dilakukan Rasulullah merupakan bagian dari pencegahan menularnya wabah sehingga tidak menimbulkan lebih banyak korban. Kecanggihan tekhnologi saat ini seharusnya mampu melampaui tahap pencegahan.

Lebih dari itu, pengobatan harus dilakukan sebagai upaya sterilisasi para korban yang dideteksi terjangkit virus Corona. Edukasi terhadap masyarakat juga perlu untuk dilakukan. Hal tersebut berguna untuk meredam kepanikan yang tengah melanda masyarakat Indonesia.

Multi-Page

Tinggalkan Balasan