Mencari Welas Asih

3,448 kali dibaca

Waktu kecil dulu aku sering mendengar nama itu disebut. Dia banyak disenangi orang, bahkan sering dibutuhkan. Welas asih tak pernah pandang posisi sosial, mulai pejabat tinggi sampai rakyat jelata akan nyaman dan bahagia bersamanya. Dia juga tak pernah melihat harta, mulai yang kaya raya bergelimang harta sampai yang miskin papa akan merasa bersaudara jika welas asih bersamanya.

Dengan welas asih, kehidupan sosial terasa tentram dan damai, karena dia menautkan hati setiap manusia. Aku sering heran campur takjub pada si welas asih ini, karena meski sering diperbincangkan tapi dia tak pernah muncul menonjol-nonjolkan diri. Dia begitu santun dan tulus mencintai semua orang. Pertikaian, caci maki, dan konflik akan sirna ketika ada welas asih.

Advertisements

Ahh… betapa indahnya hidup jika ada welas asih. Dulu dia sering muncul. Datang dengan tiba-tiba, masuk dan menyelinap di bilik hati para tetangga dan orang-orang di kampung kami. Karena kehadirannya yang selalu membawa kesejukan dan ketentraman itu, orang-orang di tempatku selalu menjaga dan merawat si welas asih dengan penuh suka cita. Mereka berusaha agar welas asih tetap kerasan tinggal di dalam dirinya, di rumahnya, dan di lingkungannya.

Tidak hanya orang-orang dewasa yang berusaha dekat dengan welas asih, mereka juga burupaya agar anak-anaknya yang masih kecil bisa selalu dekat dengan welas asih. Saat bermain, belajar, mengaji bahkan saat berantem dengan sesama teman, anak-anak itu selalu saja dipaksa oleh orang tuanya agar selalu berdekatan dengan welas asih.

“Kamu harus selalu bersama welas asih, Nak, agar tetap bisa menjadi manusia seutuhnya. Kamu akan jadi separo manusia jika tanpa welas asih,” demikian kata salah seorang ayah kepada anaknya yang mau memusuhi welas asih

“Cobalah kamu dekati temanmu itu dengan welas asih, niscaya rasa bencimu itu akan hilang,” kata orang tua lainnya kepada anaknya yang sedang berantem dengan temannya.

Halaman: First 1 2 3 Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan