Membaca Proses Kenabian dan Kerasulan Muhammad (5)

654 kali dibaca

“Beliau menceritakan kepada Khadijah apa yang dialaminya. ‘Aku sangat cemas,’ ucapnya. Khadijah berkata, ‘Tidak. Demi Allah, Dia tidak akan pernah menakutimu. Engkau menjalin hubungan silaturahmi, mengatasi persoalan orang lain, menyantuni kaum papa, memuliakan tamu, dan selalu berupaya menolong atas nama kebenaran.’”

Sesuai isi hadis tersebut, kita dapat memperoleh dua gambaran. Pertama, sikap Khadijah dalam menenangkan beliau yang sedang ketakutan sekaligus keyakinan Khadijah akan keesaan Allah. Kedua, karakter dan sifat Nabi Muhammad selama hidup sebelum turunnya wahyu. Sifat dan karakter Nabi tersebut bisa dikatakan sebagai jalan kenabian.

Advertisements

Lain waktu saya akan menjelaskan apa dan bagaimana jalan kenabian itu. Namun, secara garis besar bisa dipahami bahwa dengan sikap, sifat, dan karakter Nabi Muhammad selama hidup dan kita sebagai umatnya mencoba menirunya dalam kehidupan sehari-hari, selama menjalani aktivitas sehari penuh bahkan seluruh perjalanan kehidupan kita, sampai kelak tiada. Jadi, jalan hidup kita berada dalam jalan kenabian.

Redaksi “Aku sangat cemas” dalam hadis tersebut menunjukkan betapa takutnya Nabi Muhammad usai perisitiwa agung itu. Tubuhnya dingin dan menggigil, oleh karena itu beliau meminta kepada istri tercintanya agar diselimuti. Setelah diselimuti dan dirasa jiwanya sudah tenang, juga tubuhnya menghangat, beliau menceritakan pengalamannya di Gua Hira.

Tanggapan Khadijah atas cerita Nabi Muhammad sangat tepat, dan dari itu kita tahu betapa Khadijah adalah orang yang sejak awal dipilih atau ditakdirkan untuk menemani Nabi Muhammad. Tak tampak pada Khadijah perasaan takut atau ngeri. Boleh jadi karena kepercayaannya yang penuh terhadap suaminya yang dikenal sebagai orang yang selalu berpikir jernih, berbudi baik, penuh simpati dalam pergaulan, dan memiliki sifat-sifat terpuji lagi mulia selama hidupnya. Orang seperti ini tidak mungkin dikecewakan oleh Allah.

Kata-kata Khadijah yang menenangkan itu menunjukkan kepribadiannya, karena kebersamaan dan keikhlasannya mendampingi suaminya selama ini telah menjadikannya sebagai salah seorang dari kelompok al-Hanifiyah pula, pencari kebenaran yang percaya pada keesaan Tuhan.

Halaman: First 1 2 3 Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan