Media, Surga yang Dirindukan

892 kali dibaca

Media adalah instrumen pendistribusian informasi (salah satu fungsi) tercepat ukuran zaman millenial. Tanpa media, informasi cepat langka adanya.

Tulisan ini akan lebih menaruh perhatian terhadap media sosial —selanjutnya disebut medsos. Selain karena alasan ia bersifat publik—juga privat di sisi lain, kebebasan berekspresi nampak nyata di publik medsos ini. Tanpa terkecuali, semua berhak punya medsos, meski tak sedikit yang belum mampu menggunakannya dengan bijak.

Advertisements

Kurang lebih empat tahun, saya membuat akun facebook dan menikmati fiturnya hingga sekarang. Sesuai namanya, aplikasi ciptaan Mark Zuckerberg ini sukses membuat saya betah. Bersama  facebook, saya berkenalan dengan banyak orang, menambah relasi sosial. Selebihnya, saya bisa dengan mudah menulis status, mendapat informasi terbaru, dan menyimpan foto berharga.

Era modern memang mengkampenyakan segala bentuk kemudahan berupa kecanggihan teknologi beserta perangkat serba praktis. Seiring berjalannya waktu, setiap orang mulai lebih giat menekuni aktivitas di media sosial dibandingkan dunia sosial. Pemandangan absurd itu bisa dilihat jelas, ketika pengaruh media mengambil alih kehidupan seseorang.

Sampai di sini, medsos tidak hanya sebagai pusat berlangsungnya aktivitas komunikasi, lebih luas dari itu, mencurhatkan perasaan, berbagi informasi sekaligus mendapatkannya juga bagian utuh dari medsos. Ia tak ubahnya surga dunia, di mana kebutuhan setiap orang terpenuhi hanya bermodalkan kuota internet. Maka, nikmat medsos manakah yang kita dustakan?

Seiring berjalannya waktu, medsos tak lagi nikmat. Kemudahan menggunakan medsos tidak sepenuhnya berdampak baik, membantu aktivitas manusia. Kemudahan berselancar di medsos turut serta meramaikan bursa keburukan. Menulis status hujatan, berkomentar nada kebencian, penyebarluasan berita hoax, hingga penipuan mengatasnamakan teman dekat bisa dipastikan mudah ditemukan. Medsos telah bertranformasi menjadi sesuatu yang lain di luar esensinya.

Sering saya membaca berita di medsos beserta tanggapan netizen di kolom komentar facebook. Tanggapan antara satu dan lainnya tidaklah sama. Sebagian memuji, sebagian memaki-maki. Segolongan menerima, golongan lainnya membenci yang berbeda. Tak ayal, kebiasaan ini memenuhi beranda saya setiap kali mengunjungi facebook, terus begitu.

Halaman: First 1 2 3 ... Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan