MADURA DARI SEPETAK RUANG

334 kali dibaca

DARI GELAP MENJADI TERANG 

entahlah semua yang telah menjadi saksinya berembun pada kening manis kita

Advertisements

serupa awan yang merembeti citra lestari di keluasan

di awal dimana pesta dimeriahkan menggelegar jantung yang sekali tak tersentuh: kita terjatuh

betapa namamu kala itu terpintal-pintal menjulang di dadaku yang terdalam

menjelma setangkai panah menancap jenggala di derai-derai aksa

tak hanya tak mampu ditafsirkan

pada kenyataannya mereka kayuh griya tanpa jejak di mata

“barangkali gatra cinta yang dini ini menemukan sendiri dalam dan tenggelam perlahan”

akhirnya aku mengayuh juga dalam tamasya yang penuh dengan sandiwara

aku menemukan yang sedini itu menyalang paraumu menjadi perempuan yang satu di dunia pitaloka

berselaput meriang dari kejang-kejang matamu

bedil dan badik monolog cinta yang satu-satunya di hadiahi tepuk tangan.

maka dari itu, tiada yang menuntutku monyet yang bercinta nihil pribahasa

sebab, wajah-wajah perjalananmu tiada henti mengeja-tafsiri yang mengembang

telisik aroma yang tertuang dari sepanjang cinta sinta dan rama

di takdir berakhir bahagia

: ia membuntutimu kemana pun akan pergi

ke permukaan gunung payudan dan di kedalaman laut mimpimu

ia tersenyum gagah yang paling disukai dari sepanjang wasilah

melantun berkali-kali bak murottal surah di surau-surau

yang kerap didengarkan, enggan diabaikan

di ceruk mata mereka yang remang sekalipun, bahwa

kehidupan akan menemukan jati dirinya sendiri

menikmati di setiap alunan ke alunan.

kekasih, mereka tidak menemukan yang padu

di tangis sedu dari segala sisi yang berdebu

acap kali melihat kegamangan penuh dengan tabir

Halaman: First 1 2 3 ... Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan