Ma Jian: Kiprah Ilmuwan Muslim di Negeri Komunis

2,208 kali dibaca

Di negara yang hingga kini masih diidentikkan negeri komunis, Tiongkok, pernah hidup seorang Muhammad Ma Jian, ilmuwan muslim yang jejak dan karyanya abadi. Ia turut mewarnai kebijakan Tiongkok dalam relasinya dengan negeri-negeri muslim.

Terlahir dengan nama lengkap Muhammad Ma Jian di Shadian, Gejiu, Yunnan pada 6 Juni 1906. Ia meninggal di Biejing pada 16 Agustus 1978 dalam usia 72 tahun. Ma Jian lebih dikenal sebagai professor di bidang Bahasa Arab dan studi Islam di Universitas Peking dengan banyak karya ilmiah yang monumental. Salah satunya adalah penerjemahan al-Quran ke dalam Bahasa Mandarin yang sampai detik ini masih digunakan sebagai rujukan dalam dunia akademik. Terjemahan Ma Jian ini juga menjadi versi resmi yang diterbitkan oleh percetakan al-Quran terbesar di Madinah, Raja Fahd al-Quran Printing Press, hingga kini.

Advertisements

Ma Jian memang lahir dari keluarga petani muslim di Desa Shadian, Gejiu, Provinsi Yunnan. Ia kemudian dibesarkan di Honghe Hani, yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Majian menamatkan pendidikan menengahnya di Kumming, ibu kota Yunnan, pada usia 19 tahun. Kemudian ia mulai memperdalam ilmu agama Islam dengan belajar kepada guru bernama Hu Songhan (1880-1955). Hu Songhan adalah salah satu imam komunitas Muslim Tongxin, di Provinsi Ningxia. Dia belajar al-Quran dan berbagai ilmu agama selama lebih dari dua tahun. Dengan kerajinan dan kecerdasannya, Ma Jian tidak mendapat kendala berarti dalam menyelesaikan seluruh pendidikan dasarnya.

Pada 1929 hingga 1931, Ma Jian melanjutkan pendidikan tinggi di Shanghai Islamic Normal School, dengan belajar khusus Bahasa Arab dan kajian Islam klasik. Saat itulah Ma Jian mengenal Rektor Sekolah Chengda, yakni Imam Ma Songting (1895-1992).

Pada periode itu, majalah berpengaruh sekolah tersebut, Yuehua, sering menurunkan laporan yang dikirimkan oleh orang-orang Yunnan yang tinggal pertama kali di Mesir dan kuliah di Universitas Al-Azhar. Laporan-laporan itulah yang menginspirasi para siswa, termasuk Ma Jian, untuk kuliah di Mesir. Ma Jian kemudian melanjutkan kuliah di Universitas Al Azhar dari tahun 1931 hingga 1939.

Selama belajar di Universitas Al-Azhar, Kairo, Ma Jian sudah banyak menghasilkan karya tulis ilmiah berkenaan dengan perbandingan antara pemikiran Islam dan masyarakat Tiongkok. Dalam artikel yang dia tulis, pemikiran Islam menjadi topik pokok dalam kehidupan sosial maupun dalam bentuk pengabdian kepada pencipta alam, Allah Swt. Sehingga, Ma Jian menjadi salah satu ilmuwan muslim yang patut mendapat apresiasi lebih.

Setelah belajar di Universitas Al-Azhar, Kairo, Ma Jian mulai membuat karya dengan menyusun kamus Bahasa Arab ke Bahasa Mandarin. Kamus ini nantinya menjadi dasar penerjemahan al-Quran ke dalam Bahasa Mandarin. Selain itu, Ma Jian juga menulis berbagai artikel dalam Bahasa Arab, misalnya tentang perbandingan antara Konfusius dan Islam. Ma Jian juga mengkaji pemikiran, kepercayaan, dan mitos-mitos masyarakat Tiongkok dalam Bahasa Arab. Kajian-kajian ini menjadi referensi penting bagi muslim Tiongkok dalam pengembangan Islam di negeri Tirai Bambu tersebut.

Saat kuliah di Mesir bersama empat orang temannya, mereka tidak hanya ditemui oleh Rektor Al-Azhar, Muhammad al-Ahmadi al-Zawahiri, tapi juga Raja Fuad. Dalam pertemuannya tersebut, Raja Fuad berjanji akan melindungi para siswa selama belajar di Universitas Al-Azhar dan berjanji mengundang lebih banyak siswa asal Tiongkok untuk kuliah di sana. Mendapat apresiasi yang luar biasa, Ma Jian dan teman-temannya menggunakan kesempatan tersebut dengan sebaik-baiknya dan sebenar-benarnya.

Karier dan Hasil Karya

Karena kepakaran dan kepandaiannya dalam bidang Bahasa Arab, Ma Jian diangkat sebagai pengajar di Universitas Peking. Lebih dari itu, Ma Jian bahkan dijadikan pengajar utama di bidang Bahasa Arab. Sebagai bentuk penghormatan, pada 1946, secara resmi Muhammad Ma Jian diangkat sebagai professor di bidang Bahasa Arab dan studi Islam. Gelar professor ini sebagai bukti dan bakti Ma Jian, bahwa pemikiran dan keilmuannya tidak dapat dipandang sebelah mata. Nyata dan fakta, bahwa Ma Jian adalah ilmuwan muslim yang tidak diragukan lagi kepakarannya dalam dunia pemikiran Islam.

Ma Jian banyak menulis karya ilmiah, salah satunya yang sohor adalah Overview of the History of Islam in China and Conditions of Muslims Therein. Buku ini diterbitkan oleh Salafi Publishing House pada 1934. Buku ini juga sebagai volume pertama atas presentasi panjang Ma Jian yang menjelaskan tentang muslim Tiongkok dalam Bahasa Arab.

Pada 1935, Ma jin juga menulis sebuah buku dengan judul Konfusian Analects. Selain menulis buku, Ma Jian juga menerjemahkan beberapa tulisan. Misalnya, Risalat at-Tauhid karya Syeh Muhammad Abduh dan Tafsir al-Manar yang juga ditulis oleh Muhammad Abduh dan diselesaikan oleh muridnya, Rashid Ridha.

Selain itu, Ma Jian juga menulis buku Kajian Perbandingan Pemikiran Konfusius dan Islam dalam Bahasa Arab. Kemudian, ia menyempurnakan kamus Bahasa Arab-Mandarin serta menerjemahkan al-Quran ke Bahasa Mandarin. Muhammad Ma Jian juga menerjemahkan buku komtemporer seperti Sejarah Filsafat Islam dan lain sebagainya.

Pada 1950-an, Ma Jian menerjemahkan Konstitusi Tiongkok ke dalam Bahasa Arab dan menerjemahkan Konstitusi Mesir ke dalam Bahasa Mandarin. Hal ini memperkuat hubungan antara Partai Nasionalis Mesir dan Partai Komunis Tiongkok. Ma Jian juga menerjemahkan dan menyebarkan diklarasi dukungan resmi Pemerintah Tiongkok atas anti-imperialisme Mesir pada 1956 dan Libanon 1958.

Pada 1981, China Social Sciene Press menerbitkan al-Quran terjemahan Ma Jian yang selanjutnya, secara resmi, diterbitkan oleh Fahd Holy Qor’an Printing Press, Arab Saudi. Pada 1987, Kementrian Agama Arab Saudi menyetujui karya terjemahan yang dikenal dengan Jian Ma Yi Ben sebagai standar terjemahan untuk digunakan oleh Masyarakat Muslim Tionghoa.

Karier Politik Ma Jian

Meskipun sebagai ilmuwan muslim, Ma Jian ternyata memiliki karier politik dan peran yang signifikan di Partai Komunis Tiongkok. Misalnya, Ma Jian turut serta dalam membuat pedoman kerja Partai Komunis Tiongkok terhadap Afrika dan Timur Tengah. Ia juga berperan aktif dalam penyusunan pedoman kerja terhadap Chinese Islamic Association (CIA) dan Chinese Islamic Institute (CII).

Bahkan, pada 1949, Ma Jian terpilih menjadi anggota Konsfrensi Konsultatif Politik Cina dan anggota tetap Chinese Islamic Association dan Asosiasi Asia Afrika. Pada 1959, ia juga menjadi delegasi Tiongkok pada Konferensi Asia Afrika (KAA) di Mesir. Menjadi seorang anggota delegasi Tiongkok di kancah internasional tidak dapat diraih oleh setiap orang. Harus orang-orang terpilih, terlatih, dan terdidik serta mendapat kepercayaan.

Mempelajari sejarah seorang tokoh merupakan sebuah keniscayaan untuk meneladaninya. Karena, pada seorang tokoh terdapat teladan yang patut kita ikuti. Sehingga kita mampu berbuat sebagai atau lebih baik daripada sejarah tokoh yang kita baca.

Multi-Page

Tinggalkan Balasan