Lora Badrun

1,250 kali dibaca

Perlahan-lahan napas Ki Mastuni berembus semakin pelan. Malaikat maut seakan sudah siap menjemputnya. Tetapi raut wajah mertua Badrun itu begitu sumringah. Sebab, semasa hidupnya ia selalu mengikuti petuah agama serta merawat dan menjaga tradisi yang berkembang di  masyarakatnya. Ki Mastuni termasuk tokoh desa yang disegani. Sedangkan, Badrun sendiri adalah seorang kiai muda yang membantu tugas-tugas mertuanya.

Kini Badrun dan Sulastri membimbingnya dengan kalimat-kalimat sakral. Riuh orang mengaji terdengar seantero ruangan itu. Bahkan, beberapa santri yang mendoakannya sesenggukan melihat kondisi Ki Mastuni yang sedang sakaratul maut.

Advertisements

“Nak, rawatlah sawah agar nutrisi bangsa dan anak cucu kita terpenuhi dengan baik,” itu pesan mertua Badrun. Badrun dan Sulastri duduk menemaninya saat detik-detik terakhir sebelum Ki Mastuni meninggal dunia.

“Dan kamu, Las, taatlah pada suamimu, seperti padi-padi yang menunduk, agar hijau seperti tembakau,” ucapnya kepada anak satu-satunya itu. Sulastri menyimpan tangis di matanya. Meski berusaha ia tahan, air matanya tetap berlinang jika mengingat perjuangan bapaknya membiayai kebutuhan hidupnya selama ini. Selain itu, pengorbanan dan perjuangannnya di mata masyarakat begitu kentara.

Innalillahi wa inna ilaihi raji’un,” ucap orang-orang di sekitarnya. Masyarakat desa begitu ramai mengantarkan jenazah mertua Badrun. Maklum, mertuanya adalah orang berpengaruh dan sangat berpegang teguh kepada agama dan merawatnya dengan baik. Ki Mastuni seringkali memberikan tausiyah-tausiyah keagamaan kepada masyarakat sekitar. Meskipun ada masyarakat yang sering mencomoohnya, tetapi dirinya tetap sabar dan tabah.

Di kampung itu, mendung seakan ingin menjatuhkan derainya ke bumi memberikan satu pertanda bahwa bumi kini sedang kehilangan seorang yang sangat berjasa untuk agama, bangsa, dan masyarakat.

***

Badrun terus saja mengayunkan cangkulnya menggempur tanah yang menghampar di samping rumahnya. Keringat mengucur di keningnya. Sementara, terik matahari bukan satu alasan bagi Badrun untuk berhenti menjadi petani di desa yang menyimpan sejuta keasrian.

Halaman: First 1 2 3 ... Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan