Kisah di Balik Alfiyah Ibnu Malik

10,516 kali dibaca

Ketika masih aktif belajar di Pesantren Annuqayah, Sumenep, Madura, Jawa Timur, saya mendengar kisah dari ustaz ilmu nahu, bahwa dalam mengarang kitab Alfiyah, Ibnu Malik merasa lebih unggul dari kitab nahu Ibnu Mukti.

Namun kemudian Ibnu Malik tidak dapat melanjutkan kitab nadhaman itu, tanpa diketahui apa penyebabnya. Beberapa hari Ibnu Malik berusaha untuk meneruskan karangan kitab Alfiyah tersebut, akan tetapi tetap tidak mendapatkan inspirasi untuk melanjutkannya.

Advertisements

Dalam sebuah kisah disebutkan, Ibnu Malik merasa lebih baik dari Ibnu Mukti. Kemudian Ibnu Malik menulis nadhaman sebagai berikut:

فائقة ألفية ابن معطي

“(Kitab Alfiyah yang aku tulis ini) mengungguli kitab Alfiyah karya Ibnu Mu’thi.”

Ibnu Malik menambahkan lagi:

فائقة منها بألف بيت

“Mengungguli dari Alfiyah Ibnu Mu’thi dengan seribu bait.

Setelah sampai di bait tersebut, maka hilanglah semua konsep penulisan Alfiyah yang sebelumnya ada dalam intuisinya. Ibnu Malik merasa heran, mengapa hal tersebut dapat terjadi. Ibnu Malik terus mencoba beberapa kali untuk melanjutkan penulisan kitab nahu tersebut, namun selalu gagal.

Suatu saat, ketika sedang tidur, Ibnu Malik bermimpi didatangi seseorang yang tidak dikenalnya. Orang dalam mimpi tersebut bertanya perihal kitab Alfiyah.

“Aku dengar kamu menulis kitab Alfiyah,” tanya orang tersebut dalam mimpi.

“Benar, saya sedang menulis kitab tersebut,” jawab Ibnu Malik.

“Sampai pada nadham apa karyamu?”

“Sampai pada ‘faiqatun minha bi alfi baiti,” jawab Ibnu Malik jujur.

“Apa yang menyebabkan kamu tidak melanjutkan karyamu?” tanya orang itu lagi.

“Sudah beberapa hari aku tidak bisa melanjutkan nadhaman.”

“Maukah Kau melanjutkannya?”

Halaman: First 1 2 3 Next → Last Show All

2 Replies to “Kisah di Balik Alfiyah Ibnu Malik”

Tinggalkan Balasan