Kesederhanaan Santri dan Kreativitasnya

457 kali dibaca

Dalam dinamika Islam di Nusantara, pesantren telah menunjukkan kontribusi yang sangat singnifikan. Pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam yang cukup efektif. Dikatakan demikian, karena setidaknya pesantren memiliki durasi waktu pengajaran yang lebih panjang jika dibanding dengan lembaga pendidikan yang lain.

Gaya hidup yang sederhana menjadi salah satu ciri khas pesantren. Walaupun dalam perkembangannya  terdapat pesantren dengan fasilitas yang cukup mewah, namun secara umum kehidupan di pesantren tetap sederhana, dan itu telah menjadi gaya hidup santri, menjadi ciri khas santri.

Advertisements

Hidup dalam kesederhanaan ternyata mampu mendorong santri memikirkan bagaimana cara mendapatkan solusi dari berbagai hambatan. Tanpa disadari, seorang santri mampu menemukan cara-cara baru dalam memecahkan suatu permasalahan.

Hal tersebut yang akhirnya dapat membentuk karakter yang kreatif dan inovatif. Kreatif, yaitu karakter yang cerdas dan kaya akan ide sehingga selalu menemukan solusi dari berbagai tantangan. Kata kreatif seringkali disandingkan dengan inovatif. Hal tersebut dikarenakan kreatif memiliki keterkaitan erat dengan inovasi. Inovasi adalah penemuan baru yang berbeda dari sesuatu yang telah ada sebelumnya.

Keserhadaan hidup di pesantren dapat terlihat dari beberapa aspek. Di antara aspek tersebut, salah satunya fasilitas tempat tinggal. Pesantren biasanya menyediakan kamar dengan ukuran terbatas yang harus ditempati oleh sejumlah santri. Kamar dengan ukuran tiga kali empat meter, misalnya, bisa ditempati oleh belasan bahkan puluhan santri.

Jika dipikir secara rasional, seakan tidak masuk akal. Bagaimana mungkin tempat sesempit itu cukup untuk ditempati manusia dengan jumlah yang cukup banyak. Mestinya muncul pertanyaan, bagaimana nanti tidurnya? Bagaimana cara menjaga agar kamar bisa tetap bersih dan nyaman ditempati oleh seluruh anggotanya?

Dari permasalahan keterbatasan tempat tersebut akhirnya muncul ide baru. Misalnya terkait penataan ruang kamar dan penataan formasi tidur santri. Keterbatasan tempat tersebut terkadang menjadikan suasana menjadi terasa sumpek. Ditambah lagi, pondok putri yang tempatnya lebih tertutup dan minim ventilasi menyebabkan udara di kamar terasa panas. Pada situasi tersebut, adanya pendingin ruangan sangat dibutuhkan. Padahal, di pesantren tidak diberikan fasilitas kipas angin pada setiap kamar, apalagi AC. Mungkin ada, pada beberapa pesantren tertentu, namun secara umum tidak.

Halaman: First 1 2 3 Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan