Gus Dur dan Keberagamaan di Indonesia

244 kali dibaca

KH Abdurrahman Wahid, atau akrab disapa Gus Dur, merupakan figur yang tak terlupakan dalam sejarah keberagamaan di Indonesia, bahkan di dunia. Keberagamaan bagi Gus Dur bukan sekadar rutinitas ritual ibadah, melainkan fondasi untuk mewujudkan negara yang inklusif, toleran, dan damai. Dalam perjalanannya, Gus Dur mengukir jejak yang menginspirasi banyak orang untuk memahami agama sebagai sumber kedamaian dan persatuan.

Gus Dur, yang menjabat sebagai Ketua Umum Nahdlatul Ulama (NU), organisasi Islam terbesar di di dunia, memiliki visi keagamaan yang sangat progresif. Beliau meyakini bahwa Indonesia, dengan keragaman budaya dan agama, dapat menciptakan harmoni yang kokoh. Pemikiran ini tercermin dalam konsep keberagamaan Gus Dur yang menghargai perbedaan sebagai kekayaan, bukan sebagai sumber konflik.

Advertisements

Salah satu ciri khas pemikiran keberagamaan Gus Dur adalah penolakan terhadap pemahaman sempit dan eksklusif terhadap agama. Beliau memandang agama sebagai sarana mencapai tujuan moral dan spiritual, bukan sebagai alat politik yang memecah-belah masyarakat. Dalam perspektif Gus Dur, keberagamaan sejatinya mempersatukan, bukan memecah belah.

Selama kepemimpinannya sebagai Presiden Indonesia, Gus Dur terus memperjuangkan nilai-nilai keberagamaan yang inklusif. Ia menekankan pentingnya menghormati hak-hak minoritas dan melindungi kebebasan beragama. Keberagamaan bagi Gus Dur bukan hanya tentang praktik ritual, tetapi juga tentang menjaga keadilan sosial dan mengedepankan hak asasi manusia.

Gus Dur menghadapi berbagai tantangan dalam mempertahankan visi keberagamaannya. Pada masa pemerintahannya, Indonesia mengalami ketegangan antaragama yang cukup serius. Namun, Gus Dur tetap teguh pada prinsip-prinsip keberagamaan yang menghargai keragaman. Beliau secara aktif terlibat dalam meredakan konflik dan mempromosikan dialog antaragama sebagai sarana untuk memahami dan menghormati satu sama lain.

Tak hanya di tingkat nasional, Gus Dur juga berkontribusi pada keberagamaan di tingkat internasional. Beliau menjadi pelopor dalam membangun dialog antaragama dan antarbudaya. Gus Dur meyakini bahwa pertemuan dan diskusi lintas agama dapat membentuk pemahaman bersama yang lebih dalam, membuka pintu untuk kerjasama yang lebih baik di berbagai bidang.

Halaman: 1 2 Show All

Tinggalkan Balasan