Jangan Lupakan Guru Ngaji di Kampung

667 kali dibaca

Selamat Hari Guru untuk seluruh guru yang telah ikhlas mengabdi kepada negeri. Hari ini tepat tanggal 25 November 2023, seluruh warga Indonesia sedang merayakan Hari Guru Nasional. Hari Guru bukan sebatas seremonial upacara, melainkan harus menjadi momentum untuk mengingatkan kembali jasa para guru yang telah mendidik setiap generasi. Saya ucapkan apresiasi yang setinggi-tingginya untuk para guru, begitupun rasa takzim yang senantiasa saya berikan kepadamu wahai guruku.

Arti Seorang Guru

Advertisements

Apa arti seorang guru? Guru adalah wakilnya Allah Swt di muka bumi ini untuk memberikan petunjuk akan kebenaran-kebenaran yang terkandung dalam Al-Qur’an. Terlebih guru ruhani yang menuntun muridnya menuju penghambaan yang utuh kepada Allahurabbi.

Guru jugalah yang mengantarkan muridnya kepada adab-adab para ulama dalam menjalani kehidupannya. Maka sangat pantas jika seorang murid haruslah memuliakan gurunya, karena memuliakan guru adalah bagian dari memuliakan ilmu.

Maha suci Allah yang telah meninggikan derajat guru kami, yaitu para alim ulama. Seperti yang pernah dikatakan oleh Ibnu Abbas dalam ringkasan Ihya Ulumuddin Imam Al-Ghazali, bahwa “Bagi ulama ada keunggulan derajat di atas orang-orang mukmin sebanyak tujuh ratus derajat, di antara dua derajat terdapat jarak perjalanan lima ratus tahun.”

Diamnya para alim ulama adalah pelajaran bagi siapa saja yang menyaksikan. Apalagi untaian kalam mutiara yang keluar dari beliau, tidaklah berbicara melainkan ada manfaat dalam ucapannya. Begitulah kharismatik bekerja. Namun, apakah terbesit dalam benak kita bahwa guru ngaji di kampung juga guru kita yang telah mengajarkan dzahir-dzahir syariat.

Guru Ngaji di Kampung

Seperti yang pernah diutarakan oleh Alhabib Luthfi bin Yahya dalam suatu kesempatan, “Sejatinya orang yang amar makruf nahi munkar yang sesungguhnya adalah mereka para guru ngaji di musala-musala, guru madrasah di kampung-kampung yang mengajarkan pendidikan salat.”

Sekelas ulama besar Alhabib Luthfi bin Yahya saja memandang guru ngaji kampung dengan penuh hormat. Bagaimana dengan kita?

Jangankan menaruh hormat, kadang berjumpa di jalan saja pura-pura tidak melihat. Apakah demikian adab seorang murid kepada gurunya? Namanya mungkin tidak tersohor seperti ulama terkemuka atau bahkan setenar para dai muda yang berseliweran di media sosial. Namun, perannya sungguh besar sebagai peletak utama fondasi syariat dan bangunan keilmuan lainnya. Jika tidak melewati bibir pantai apakah kita akan sampai di tengah-tengah lautan, bahkan samudra sekalipun? Kurang lebih seperti itulah perumpamaan guru ngaji beserta perannya.

Guru tetaplah guru. Darinya melekat ilmu, dan karena ridanya ilmu tersebut bisa sampai kepada kita sebagai seorang murid. Maka jangan sampai berlaku pilah-pilih kepada guru yang telah mengajarkan suatu ilmu kepada kita.

Terima Kasih Kepada Guru

Banyak hal yang bisa kita lakukan sebagai bentuk ucapan terima kasih kepada para guru, meskipun tidak sebanding dengan pengorbanannya dalam mendidik. Namun, setidaknya sebagai seorang murid tetaplah berusaha untuk menyenangkan hati gurunya. Minimal kirimkan hadiah surat Al-Fatihah untuk para guru kita. Tawasul ini menjadi wasilah agar setiap murid dapat terhubung dengan gurunya dalam dimensi ruh yang tidak bisa ditangkap secara empiris.

Jika sudah dipastikan tidak terputus darinya doa-doa untuk para guru ngaji di kampung, jalinlah silaturahim secara langsung. Sempatkanlah untuk sowan ke rumah guru ngaji sebagai upaya untuk menyambung tali persaudaraan antara murid dengan guru. Satu lagi, jika bertemu guru ngaji kampung di jalan, jangan palingkan wajah seakan tidak melihatnya. Berhentilah sejenak untuk menyapa seraya mencium tangannya yang dulu pernah menuntun kita dalam setiap huruf demi huruf hingga sekarang menjadi fasih bacaan kita.

Sekali lagi, meskipun kita sudah memiliki banyak guru, namun jangan lupakan guru ngaji di kampung yang telah mengajari alifbata. Berkat beliaulah kita semua dapat menemukan guru-guru besar yang melanjutkan estafet pendidikan ruhani kepada kita. Untuk guru ngajiku di kampung, semoga keberkahan senantiasa tercurahkan kepadamu.

Multi-Page

Tinggalkan Balasan