Islam Pasti Baik, Negara Islam Belum Tentu Baik

1,600 kali dibaca

Jika Islam memang agama yang luar biasa baik, mengapa justru banyak negara Islam buruk, misal beberapa negara-negara Timur Tengah yang hingga sekarang bersimbah darah? Mengapa negara yang mayoritas muslim terbesar di dunia, seperti Indonesia, tingkat korupsinya tinggi dan pelakunya sebagian besar beragama Islam?

Ini pertanyaan penting yang untuk menjawabnya perlu menelusuri jejak pergulatan Islam dan politik. Islam dan politik tidak bisa dipisahkan dan menimbulkan konsekwensi yang hitam putih. Saat politik dituntun Islam, maka negara menjadi baik. Sebaliknya, saat Islam dijadikan instrumen politik guna mendapatkan dan melanggengkan kekuasaan, maka negara akan jadi pertunjukan amoralitas.

Advertisements

Dalam sejarah, kekuasaan Islam bertumpu pada tiga hal, yaitu kabilaisme atau ikatan kesukuan, ghanimah, dan akidah-moralitas Islam. Tiga hal ini yang menggerakan kuasaan Islam. Hampir seribu tahun umat Islam berkuasa, sangat jarang yang benar-benar bertumpu pada akidah-moralitas Islam. Kabilaisme dan ghanimah yang dominan. Dua faktor ini yang menjadi idealisme para penguasa Islam. Maka jika ditanya, misalnya, khilafah mana sebagai ganti nation-state yang menjadi rujukan gerakan Hisbut Tahrir Indonesia? Sulit menjawabnya.

Beberapa negeri Islam di Timur Tengah hingga sekarang masih perang saudara karena faktor fanatisme golongan atau firkah dan juga motif ghanimah alias perebutan kekuasaan antara negara di Timur Tengah yang makin gawat lantaran campur tangan Barat di sana. Artinya, Islam hanya dijadikan alat, bukan tujuan. Ia digunakan sebagai jalan meraih kekuasaan, buka sebagai panglima kekuasaan itu sendiri.

Indonesia mengalami fenomena serupa dalam ekspresi yang berbeda. Karena politik dan Islam tidak bisa dipisahkan, maka umat Islam di Indonesia juga menggunakan kacamata ajaran Islam dalam melihat persolan berbangsa dan bernegara. Sekali lagi, pada dasarnya ia bisa menjadi poin ideal jika politik digunakan sebagai jalan untuk menyebarkan nilai-nilai keislaman. Misalnya, munculnya partai Islam atau ormas seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah. Namun ia akan menjadi malapetakan jika Islam hanya dijadikan alat untuk merebut kekuasaan. Inilah yang nampaknya makin marak terjadi di negeri ini.

Halaman: First 1 2 3 Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan