Kepedulian pada sesama di masa pandemi Covid-19 ditunjukkan oleh para santri Pondok Pesantren Nurul Ummah Desa Gemahripah, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Pringsewu, Lampung. Melalui Gerakan Berbagi Bahan Masakan untuk Masyarakat Terdampak Covid-19, para santri mengemas beragam keperluan masakan dalam kantung plastik.
Tiap kantung plastik ada yang berisi lauk pauk seperti tempe, telur, mi instan, kacang panjang, terung, dan seperangkat bumbu dapur. Kantung plastik yang berisi kebutuhan dapur tersebut kemudian digantung pada pintu gerbang pondok pesantren agar memudahkan masyarakat yang membutuhkan untuk mengambilnya.
“Kita ajak para santri untuk peduli dengan cara berbagi keperluan memasak bagi warga sekitar pondok,” kata Hj Nurrohmah, istri KH Sujadi, Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Ummah, Jumat (8/5/2020).
Menurutnya, wabah Covid-19 ini terasa dampaknya pada perekonomian masyarakat di sekitar pondok, terutama warga yang bekerja di sektor informal seperti buruh harian lepas dan pedagang keliling. “Ini paling riskan terdampak secara ekonomi karena penghasilan yang menurun serta sulitnya memperoleh pekerjaan akibat banyak perusahaan tutup,” lanjutnya.
Menyadari kondisi ini, Bu Nyai yang juga penasihat Muslimat NU Kabupaten Pringsewu ini berinisiatif membantu warganya dengan menyediakan paket kebutuhan dapur minimal untuk memasak pada hari itu. Konsep dari gerakan ini, lanjutnya, masyarakat dipersilakan mengambil salah satu dari kantung plastik yang tersedia.
“Silakan ambil seperlunya saja. Contoh, yang belum punya lauk, misalnya, ambil kantung plastik yang berisi telur. Begitu juga yang belum ada untuk bikin sayur, ambil sayuran yang dibutuhkan saja,” jelasnya.
Uniknya, di samping warga yang mengambil kebutuhan sesuai kantung plastik yang tersedia, warga lain yang mampu juga diperkenankan berbagi atau bersedekah dengan turut meletakkan kantung plastik berisi bahan makanan maupun masakan lainnya.
“Ya, kita ajak siapa pun untuk berbagi di sini, tinggal digantungkan saja di pintu gerbang. Insyaallah akan membantu saudara kita yang membutuhkan,” imbuh Bu Nyai.