Ilusi Negara Islam; Ekspansi Gerakan Islam Transnasional

2,979 kali dibaca

Buku yang terbit tahun 2009 disponsori oleh Gerakan Bhineka Tunggal Ika, The Wahid Institute dan Maarif Institute, merupakan buku menarik dibaca karena mencoba mengupas secara sistematis gerakan radikalisme maupun fundamentalisme agama. Buku yang diberikan catatan editor oleh KH Abdurrahman Wahid juga membicarakan landscape gerakan Islam transnasional beserta koloninya di Indonesia. Akar rumput, argumentasi, serta logika berpikir menjadi beberapa poin penting disertai beberapa data terkait ekspansi gerakan transnasional dalam menjalankan misi terselubung selama ini.

Buku tersebut merupakan buah riset selama kurang lebih dua tahun yang dilakukan oleh LibForAll Fondation, sebuah institusi nonpemerintah yang bekerja sama dengan berbagai kalangan untuk mewujudkan perdamaian, kebebasan, dan toleransi di seluruh dunia yang diilhami oleh warisan tradisi-budaya bangsa Indonesia.

Advertisements

Dalam prolognya, Buya Syafii Ma’arif menjelaskan hubungan NU dan Muhammadiyah saling menguatkan dan mendukung dalam menciptakan Islam yang ramah terhadap siapa saja bahkan terhadap kaum yang tidak beriman sekalipun. Kendati demikian, Buya Syafii sudah mewanti-wanti bahwa monopoli kebenaran atas nama agama tidak bisa dihindarkan. Bencana berupa penghakiman secara sepihak, klaim kebenaran, dan monopoli surga-neraka bisa saja terjadi jika pemeluk agama daya nalarnya sempit, dangkal, dan amatiran memahami ajaran agama sehingga konsekuensi logisnya adalah penghakiman kepada siapa pun yang tidak sepaham-sejalan dengan mereka.

Nah, ada beberapa teori yang menjelaskan kenapa gerakan fundamentalisme beragama masih eksis di belantika tanah air. Pertama, kegagalan umat Islam menghadapi arus modernitas yang dinilai sangat menyudutkan Islam. Karena ketidakberdayaan tersebut, golongan fundamentalis mencari dalil agama untuk menghibur diri dalam sebuah dunia yang dibayang-bayangkan sudah tercemar. Kedua, membesarnya gelombang fundamentalisme di berbagai negara muslim terutama didorong oleh rasa ketidaksetiakawanan terhadap nasib yang menimpa saudara saudara di Palestina, Kashmir, Afghanistan, dan Irak. Ketiga, khususnya untuk Indonesia, maraknya fundamentalisme di Nusantara disebabkan oleh kegagalan negara mewujudkan cita-cita kemerdekaan berupa tegaknya keadilan sosial serta terciptanya kesejahteraan yang merata bagi seluruh rakyat Indonesia.

Halaman: First 1 2 3 ... Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan