Honour Killing dalam Novel “Honour” Elif Shafak

1,677 kali dibaca

Honour Killing atau pembunuhan terhadap kerabat, khususnya perempuan (baik itu istri, ibu, anak, atau saudara perempuan) dengan alasan untuk mempertahankan kehormatan keluarga banyak terjadi di berbagai budaya. Beberapa menggunakan justifikasi agama untuk mendukung perbuatan keji tersebut. Pembunuhan itu dilakukan terhadap anggota keluarga yang dianggap membawa malu bagi keluarga sehingga satu-satunya cara untuk mengembalikan kehormatan keluarga adalah dengan membunuh perempuan tersebut.

Dalam novelnya yang berjudul Honour, Elif Shafak mengisahkan Iskandar Toprak, seorang pemuda imigran Turki di London yang dipenjara selama 14 tahun karena tuduhan pembunuhan terhadap ibu kandungnya. Peristiwa itu menjadi headline di surat kabar-surat kabar selama beberapa waktu, menekankan cerita tentang honour killing sebagai budaya bar-bar yang seharusnya tidak dibawa ke tanah yang beradab, yaitu Inggris.

Advertisements

Tentu saja narasi itu tidak sepenuhnya betul. Kejahatan atau kekejian terhadap kemanusiaan tidak selalu terbatas pada suatu wilayah tertentu saja. Ia bisa terjadi di mana saja sehingga yang lebih utama justru bukan soal budaya mana yang lebih bar-bar dan mana yang lebih beradab, tetapi bagaimana mengupayakan edukasi bagi semua untuk meninggalkan budaya yang menghancurkan kemanusiaan.

Dalam novelnya, Elif Shafak mengawali ceritanya dengan tokoh Esma Toprak, adik perempuan Iskandar, yang sedang dalam perjalanan untuk menjemput kakaknya dari penjara setelah 14 tahun mendekam di sana sebagai penebusan dosanya terhadap pembunuhan yang ia lakukan.

Kemudian, cerita berangsur mundur ke kehidupan keluarga ibu mereka, Pembe, di sebuah desa di tepian Eufrat. Salah satu saudara ibunya diceritakan bunuh diri setelah sempat kabur dengan seorang lelaki yang tak jadi menikahinya. Peristiwa bunuh diri yang dipaksakan oleh orang tua dan keluarga mereka itu dianggap sebagai upaya untuk mengembalikan kehormatan keluarga karena peristiwa kaburnya dengan lelaki yang bukan suaminya itu sudah membawa malu bagi keluarga. Cerita terus berlanjut sampai akhirnya keluarga Esma pindah ke London di tahun 1970-an.

Kemudian diceritakan bagaimana anak ketiga, adik Esma, lahir yaitu Yunus dan terjadi perubahan dengan ayah mereka, Adam Toprak. Adam jatuh cinta dengan seorang penari di sebuah bar di London hingga akhirnya menelantarkan keluarga mereka.

Selama bertahun-tahun, Pembe mengurus ketiga anaknya sendirian sampai suatu ketika ia bertemu dengan seorang lelaki yang membuatnya jatuh cinta. Meskipun yang dilakukan Adam sebetulnya lebih memalukan dibanding yang dilakukan oleh Pembe, tetapi di mata budaya keluarga mereka, Pembe-lah yang lebih salah. Dan untuk mengembalikan kehormatan keluarga mereka, Iskandar kemudian berusaha untuk membunuh ibunya.

Budaya honour killing ini menjadi tema sentral yang mengaitkan fragmen-fragmen antargenerasi dalam keluarga Adam dan Pembe, membuat kita memahami bahwa budaya ini begitu destruktif terhadap kemanusiaan. Dan jika kita mau meluangkan waktu untuk sekadar melakukan pencarian di mesin pencari, sangat disayangkan karena ternyata budaya honour killing seperti yang dikisahkan dalam cerita fiksi Elif Shafak masih terus terjadi di berbagai budaya di dunia.

Multi-Page

Tinggalkan Balasan