Gus Mark

2,537 kali dibaca

Pada kesekian purnama Khoid kembali hanya menatap langit yang gelap. Bintang-bintang terlihat samar, dan rembulan sesekali di selimuti awan yang sedang lewat. Lalu di beberapa menit kemudian kembali memantulkan cahaya mentari yang dititipkan padanya saat malam hari. Pikiran Khoid hanya kembali mengawang di angkasa yang luas ciptaan sang penguasa. Dia kembali mengingat semua penyesalan dan waktunya atas apa yang tak lagi dapat diulang kembali.

Di lantai paling atas pondoknya dia hanya menikmati langit Surabaya yang seolah berkabut, tapi nyatanya hanya tertutup polusi dari knalpot kendaraan yang hilir mudik di tengah kota. Dengan bermodal sebungkus kopi yang di tuang di bekas gelas air mineral. Dalam pengembaraannya di masa perkuliahannya dia seakan menyimpan segudang pertanyaan. Bahwa seakan ada rongga di dadanya yang masih belum bisa dia tuntaskan.

Advertisements

Di salah satu pesantren mahasiswa yang ada di Surabaya Khoid menyantrikan dirinya. Atas harapan mendiang ayahnya dulu, berharap bukan hanya keilmuan akademis yang akan dituai di kota besar ini. Namun juga dengan berbagai pengalaman dan teman baru, serta tak pernah lepas dari sang pencipta. Sehingga dia bisa menggunakan ilmunya untuk mencapai barokah. Setidaknya itu pesan yang masih bisa diingat Khoid sampai sekarang.

Namun, di pertengahan semester genap ini ada suatu hal yang membuat dadanya tak lega. Tapi ketika dia kembali memikirkan apa itu, Khoid tetap tak bisa mendapatkan jawabannya. Sembari menatap langit Surabaya dengan bintang yang samar, dan rembulan yang sesekali diselimuti awan yang lewat, Khoid dengan perlahan mengangkat gelas plastik bekas air mineral itu. Dan terdengarlah suara sruputan dari bibirnya yang bersentuhan dengan ujung sang gelas.

Dalam lamunannya, telepon genggam Khoid bergetar, memecah lamunannya yang sangat syahdu dengan menatap angkasa. Dia ingin sekali mengabaikannya, mungkin itu hanya panggilan dari teman-temannya yang ingin menanyakan soal pelajaran, atau beberapa teori yang tak mereka pahami untuk melengkapi tugas. Tapi ternyata itu dari sang ibu.

Halaman: First 1 2 3 ... Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan