Dunia Santri: Wujud Pengabdian Santri untuk Negeri

1,131 kali dibaca

Buku Islamku, Islam Kita, Islam Anda karya KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur membawa definisi yang luar biasa pada pondok pesantren. Menurut Gus Dur, pesantren adalah lembaga yang mampu mengadaptasikan gairah belajar dengan lingkungan sekitar. Para santri tidak hanya dituntut untuk memahami makna yang tertera dalam tumpukan kertas, melainkan turut serta menyelesaikan konflik rumit di lingkungan sekitar. Pondok pesantren seolah memberikan pesan penting bahwa inti dari suatu pembelajaran adalah menjadi yang paling bermanfaat bagi sesama.

Pembelajaran final bagi seorang santri adalah menjawab semua permasalahan yang ada di masyarakat. Untuk itulah proses pembelajaran di pesantren sedikit berbeda dengan lembaga formal lainnya. Proses pendidikan pesantren mengawal para pembelajar dari bangun tidur hingga tidur kembali. Seluruh aktivitas santri dikontrol penuh untuk menumbuhkan karakter yang baik. Selain itu, santri juga dapat mengambil contoh kehidupan penuh teladan dari sang kiai yang mengasuh pondok pesantren.

Advertisements

Kompleksitas yang ada dalam pondok pesantren juga tergabung dalam berbagai kegiatan yang dirancang oleh sang kiai. Kegiatan ngaji, mutolaah kitab, musyawarah, ataupun kegiatan ro’an, kesemuanya mempunyai tujuan masing-masing untuk membentuk karakter santri.

Misalnya kegiatan ro’an, dapat menumbuhkan karakter santri yang cinta terhadap lingkungan dan menumbuhkan rasa syukur yang lebih terhadap ciptaan Allah. Kemudian, kegiatan seperti ngaji, mutolaah kitab, dan musyawarah mempunyai keunggulan untuk membentuk kekuatan pikiran yang dapat digunakan menyelesaikan persoalan di masyarakat.

Bahtsul Masail menjadi program wajib yang terus lestari di pondok pesantren. Kegiatan tersebut telah memecahkan ribuan permasalahan yang belum ditemukan dalilnya. Di tingkat nasional, kegiatan bahtsul masail melibatkan banyak ulama yang berkumpul dan berdiskusi mengenai suatu permasalahan. Mereka membawa rujukan dari kitab-kitab besar karya ulama terdahulu. Dengan memakai bermacam argumentasi, mereka berdiskusi untuk menemukan solusi terbaik dari suatu permasalahan.

Gagasan dari ulama menjadi penting bagi umat, untuk dijadikan patokan dalam menghadapi problematika sosial-keagamaan. Misalnya dalam bersuci, menjalankan salat, zakat, atau ibadah yang lain, terdapat satu dua permasalahan yang menjadi keraguan saat melaksanakan peribadatan. Maka ulama adalah penafsir dari apa-apa yang termuat dalam Islam. Mereka memiliki kedalaman ilmu untuk memahami sesuatu secara luas, sehingga hukum di tangan ulama lebih fleksibel dan tidak memberatkan.

Lantas, bagaimana menyampaikan pendapat-pendapat ulama secara cepat? Maka zaman digital adalah jawaban solutif untuk mengantarkan pendapat ulama ke masyarakat secara cepat. Dengan kecanggihan teknologi, ilmu yang disampaikan ulama dapat disebarkan dengan kecepatan jari. Tidak terbatas ruang dan waktu, semua informasi dapat diakses melalui layar smartphone.

Dan tentu saja, alat dakwah di masa sekarang menjelma dalam bentuk website, akun media sosial (Facebook, Instagram, Twitter, atau Youtube). Kehadiran platform tersebut sangat membantu masyarakat untuk memperkaya khazanah keislaman, mendengarkan pendapat ulama, atau ranah diskusi antara pendengar dan pembuat konten. Semua kegiatan tersebut dapat terjadi secara cepat dan instan.

Oleh karena itu, kehadiran duniasantri dapat mengambil peran dari berkembangnya digitalisasi di masa sekarang. Dengan mengangkat tema kepesantrenan, duniasantri dapat menjadi jembatan penghubung antara masyarakat dan kiai. Antara penanya dan penjawab. Dan antara orang yang membutuhkan informasi dengan orang yang membuat informasi. Hubungan timbal balik tersebutlah, yang dijadikan klausa bahwa sosok terbaik di sisi Allah adalah yang paling bermanfaat untuk sesama.

Dalam konteks ini, peranan duniasantri sangat dibutuhkan dalam menggandeng banyak santri untuk urun suara menyelesaikan permasalahan. Artinya, suniasantri dapat menghadirkan kegiatan musyawarah secara global. Bentuk kegiatan musyawarah tidak hanya dapat dilakukan di dalam pesantren, namun juga dapat disebarkan kepada khalayak umum, dan mereka dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan tersebut.

Maka kehadiran duniasantri dapat dijadikan sebagai ikhtiar untuk membangun negeri lebih baik ke depannya. Dalam proses sejarah santri berperan penting dalam proses kemerdekaan, dan di masa sekarang, santri dapat berperan penting untuk memperoleh kejayaan. Oleh karena itu, sumbangan pendapat dari para santri harus disampaikan secara luas dan lebih banyak. Pendapat para santri harus didengar dan dibaca ribuan manusia di dunia. Dan, duniasantri sudah melakukannya dan terus berjuang hingga sekarang.

Multi-Page

Tinggalkan Balasan