Dua Abad Lebih, Pondok Tengah Tetap Eksis

697 kali dibaca

Pondok pesantren menjadi sebuah etalase penyebaran agama Islam yang rahmatan lil alamin di Indonesia. Terbukti, hingga saat ini diterima dan hidup berdampingan melebur dengan masyarakat bersimbiosis mutualisme. Di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur ada salah satu pondok tua yang berdiri sejak 1790. Artinya, pondok ini sudah berusia 233 tahun.

Adalah Pondok Pesantren Hidayatut Thulab (PPHT), yang kerap masyarakat sebut Pondok Tengah —tak jauh di sebelah utara dan selatan juga ada pondok salafiyah. Pondok Tengah tak jauh dari Jalan Nasional Tulungagung-Trenggalek, sekaligus dekat dengan peradaban Sendang Kamulyan.

Advertisements

D situlah Prasasti Kamulan diketemukan. Hingga akhirnya menjadi sumber otentik dalam penentuan Hari Jadi Trenggalek. Sempat diletakkan di Museum Kabupaten Tulungagung, namun telah kembali ke Trenggalek. Dulu, Desa Kamulan di Kecamatan Durenan ini termasuk tanah perdikan.

Salah satu Pengasuh PPHM Pondok Tengah, KH Bahauddin Nafi’i, menjelaskan, sesuai dengan sejarahnya, pada masa itu, di tengah hutan belantara ada sebuah Kerajaan Sendang Kamulyan Trenggalek yang sudah tidak bertakhta lagi. Hanya tersisa puing-puing bangunan. Di situ bermukim seorang aparatur Kerajaan Mataram yang melarikan diri dari anak istri serta kedudukannya.

“Beliau adalah kiai sufistik Mbah Kiai Ahmad Yunus, putra Mbah Bagus Mukmin yang diambil menantu oleh Raja Mataram,” ungkap KH Bahauddin Nafi’i saat dikonfirmasi beberapa waktu lalu.

Menurutnya, Kiai Yunus sering disebut Sunan Wilis. Beliau membuat bangunan yang cukup sederhana, hanya beratapkan Ilalang atau alang-alang. Selanjutnya, untuk mengaitkan bangunan kayu menggunakan sabut aren ijuk. Setelah bangunan tersebut jadi digunakan sebagai pusat penyebarluasan ajaran Islam.

Pada salah satu kayu bangunan terpatri angka 1790, sehingga digunakan sebagai tonggak sejarah bahwa Pondok Tengah Kamuluan berdiri beberapa abad silam. Dengan keuletan dan kesabaran Kiai Yunus dalam berjuang, satu demi satu hutan yang dikenal angker menjadi nyaman menjadi permukiman penduduk, dan diberi nama Desa Kamulan.

Halaman: First 1 2 3 ... Next → Last Show All

2 Replies to “Dua Abad Lebih, Pondok Tengah Tetap Eksis”

Tinggalkan Balasan