Dinar, Perjuangan Santri di Negeri Beruang Merah

3,664 kali dibaca

Tak berlebihan jika Rusia menjadi negara yang sangat diminati banyak orang. Rusia menjadi negara yang sangat toleran dengan ajaran Islam. Terbukti, di negeri tempat lahirnya sosialisme-komunisme ini terdapat peninggalan sejarah Islam, salah satunya Masjid The Heart Of Chechnya (Jantungnya Chechnya). Masjid The Heart Of Chechnya merupakan masjid terbesar di negara tersebut bahkan seluruh daratan Eropa. Konon, masjid yang terletak di pinggiran pantai ini diresmikan oleh Akhmad Kadyrovni dengan ukiran menarik ditopang dengan 4 menara menjulang tinggi.

Tak heran jika ada santri asal Malang, Jawa Timur, mempunyai spirit luar biasa dalam belajar di Rusia. Dia adalah Dinar Ahsan Maulana. Rupanya, di samping memang berniat belajar di Rusia, Dinar juga punya misi lain: mengabdikan diri untuk perkembangan Nahdlatul Ulama yang ada di sana.

Advertisements

Spirit mencari ilmu menjadi pemicu utama serta alasan rasional Dinar sampai di sana. Dengan bekal motivasi serta komitmen, Dinar mendapatkan beasiswa dari Kedutaan Besar Rusia tahun 2019 bersama tiga temannya. Dinar mendapatkan kesempatan untuk belajar program sarjana jurusan teknik pertambangan di Saint Petersburg Mining University Rusia.

Saat dihubungi melalui video call, Dinar menceritakan bagaimana kondisi riil NU di sana di tengah wabah pandemi global yang melanda belahan dunia. Bagaimana NU bersinegi dengan seluruh warga nahdliyin, mengamalkan ajaran Aswaja di tengah masyarakat muslim minoritas, serta tidak lupa untuk mendedikasikan waktu untuk berjuang menegakkan syiar NU ala manhaj ahlussunnah wal jamaah.

“Tantangan kami cukup menarik karena harus tetap menjaga tradisi amaliyah NU agar tidak luntur dan terbawa arus pergaulan. Islam di Rusia mayoritas amaliyahnya sama dengan NU. Jadi, mereka sangat terbuka dengan kita,” katanya.

Untuk kegiatan keagamaan, Dinar bersama kawan-kawannya juga berkolaborasi dengan PERMIRA yang merupakan organisasi pelajar di Rusia. Dinar menceritakan, jauh sebelum adanya virus Corona, kegiatan kebanyakan dilakukan secara online karena faktor jarak yang jauh. Ada yang berada di daerah Utara Rusia, ada yang di Barat, Timur, dan juga Selatan.

“Sekarang saya berada satu kota dengan teman saya Irvan di kota Saint Petersburg, yang merupakan kota budaya dan wisata Rusia. Pengajian juga secara online, begitu juga kegiatan yasinan dan tahlilan. Beberapa kegiatan juga disiarkan Langsung di Channel Youtube NU Channel,” tegas alumnus MBI Amanatul Ummah.

Semangatnya dalam belajar dan mengabdi untuk NU tidak main-main. Bahkan, Dinar mempunyai bekal dari para guru saat nyantri beberapa tahun yang lalu. Dari bekal itulah Dinar mencoba mengamalkan ajaran gurunya dengan penuh kehati-hatian sembari membantu tugas sebagai Wakil Ketua Tafidziah PCINU Rusia.

”Saya juga mengutip ucapan dari Romo K Ng H Agus Sunyoto ‘jadilah orang yang lelaku,'” ucap Dinar saat mengulangi pesan dari Romo Agus Sunyoto.

Saat ditanya apa pesan untuk santri Nusantara yang saat ini belajar di pesantren, Dinar memberikan pesan yang sangat luar biasa.

“Sudah banyak santri yang menuntut ilmu di Timur Tengah, kenapa tidak coba pengalaman baru di luar Timur Tengah agar bisa merasakan menjadi minoritas di negara orang,” tutur Dinar.

Menurutnya, Rusia kini bukanlah negara komunis seperti yang dibayangkan banyak orang. Akan tetapi, Rusia telah menjadi negara multikultural, multietnis, dan multiagama seperti halnya di Indonesia. “Kita diberikan hak untuk beribadah. Bahkan Islam bertumbuh pesat di era Presiden Putin. Jika santri ada kesempatan, ayo lebarkan sayap sampai negeri Beruang Merah ini,” tutur Dinar.

Multi-Page

Tinggalkan Balasan