Bila Wanita di Atas Laki-Laki…

1,781 kali dibaca

Arrijaalu qowwaamuuna alannisaa’i, bimaa fadhdholallohu ba’dhohum ala ba’dh. Laki-laki adalah pemimpin bagi perempuan, karena Allah telah melebihkan mereka (laki-laki) atas yang lain (perempuan). (QS Annisa, 34).

Diriwayatkan dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu, Rasulullah bersabda: “Berwasiatlah (dalam kebaikan) pada wanita, karena wanita diciptakan dari tulang rusuk, dan yang paling bengkok dari tulang rusuk adalah pangkalnya. Jika kamu coba meluruskan tulang rusuk yang bengkok itu, maka dia bisa patah. (HR Bukhari dan Muslim).

Advertisements

Kebanyakan dari kita menangkap pehamaman dari qaul di atas secara harfiah. Laki-laki diberikan kelebihan, sehingga lebih pantas jadi pemimpin. Sementara, perempuan jadi makhluk yang tampak lemah karena harus dipimpin laki-laki, yang padanya juga menempel 9 nafsu dan hanya dikaruniai satu akal, sementara laki-laki dianugerahi 9 akal dan hanya satu nafsu.

Jika mengikuti pengertian harfiahnya: perempuan saja diciptakan harus dari bagian tubuh laki-laki, dari tulang rusuk yang dekat dengan hati. Maka, perempuan harus dijaga, jangan disakiti perasaannya. So sweet.

Imam Al Bukhari mencantumkan hadits di atas dalam bab “Bersikap Lembut pada Perempuan”. Agaknya, dari sini ada kalangan ulama yang mengambil makna bahwa perempuan bukan tercipta dari tulang rusuk, tapi tercipta bagai tulang rusuk atau memiliki sifat-sifatnya seperti dinyatakan hadits di atas: keras dan cenderung bengkok.

Faktanya hari ini, perempuan sudah sama sekali berbeda dari yang zaman dahulu saat turunnya ayat dan pengucapan hadist tersebut. Karena itu, ada beberapa konteks yang perlu dipahami. Yang pertama perlu dipahami bahwa perempuan dicipta bukan dari tulang rusuk, namun penciptaannya sama halnya dengan penciptaan kaum adam. Anatomi tulang rusuk keduanya saja tak beda. Sama-sama memiliki 6 pasang rusuk. Tulang rusuk laki-laki tidak ada yang berkurang satu pun karena diambil untuk menciptakan jodohnya. Kira-kira seperti itu.

Mungkin benar bila zaman dahulu perempuan dianggap lebih rendah kastanya dibanding laki- laki. Tapi hari ini keadaan jelas berbeda. Ketika derajat keduanya sudah disetarakan, justru sekarang perempuan lebih unggul daripada laki-laki di banyak hal. Misal, di bidang pendidikan saja, perolehan tertinggi dan prestasi terbaik pasti lebih banyak diraih perempuan. Iya bukan?

Yang mau belajar sampai perguruan tinggi juga lebih banyak perempuan, sampai kemudian mereka yang mengisi jabatan-jabatan di perkantoran. Jelaslah, perempuan lebih kompeten.

Lalu, di mana peran laki-laki hari ini? Lebih banyak di antaranya yang tidak serius menimba ilmu pendidikan, akibatnya ya cuma bisa lulus sekolah menengah, dan ujung-ujungnya mereka cuma bisa kerja di sektor lapangan. Seperti buruh lapangan. Kerja tidak menggunakan otak, yang penting ototnya kuat, disuruh manut, dan asal kerjaan bisa selesai, sudah.

Sebenarnya ini bisa menjadi warning buat kaum laki-laki, bahwa kaumnya mulai “diperbudak” wanita. Dulu, di zaman jahiliyah, tiap bayi perempuan dikubur hidup-hidup (naudzubillah) karena dianggap aib sebab tak bisa diajak perang. Nah, hari ini? Akibat kaum laki-laki yang terus menurun kompetensinya, masak iya kelahiran laki-laki nanti dianggap aib karena dinilai tak berguna?

Sekarang wanita pun sudah banyak yang menjadi pemimpin. Indonesia pernah punya presiden perempuan. Kepala daerah sudah banyak yang dari kaum hawa, dan laki-laki cuma jadi anak buah mereka; jadi pesuruh yang manut-manut saja.

Tahu, kan, yang sedang melanda dunia hari ini? Iya, Covid-19. Banyak negara yang kelabakan menangani penyebaran virus sekaligus menekan angka korban jiwanya. Amerika Serikat yang dipimpin Donald Trump, Modi Perdana Menteri India, Boris Perdana Menteri Inggris, termasuk juga Jokowi di dalamnya, semuanya dinilai gagal terutama dalam menekan angka kematian. Tapi dari beberapa Negara yang cukup berhasil, Jerman, Taiwan, Selandia Baru, misalnya, ternyata semuanya dipimpin oleh wong wedok. Perempuan.

So, meskipun punya 9 akal, tapi 1 nafsu yang tak mampu dibendung bisa menjadikan 9 akal laki-laki berubah jadi syahwat yang merusak. Sementara wanita, yang 9 nafsunya yang temasuk di antaranya pemarah, pendengki, cemburu, cengeng, egois, mutungan, kalau bisa dikesampingkan, maka satu akalnya akan mengalahkan dan bisa memerger nafsunya untuk dikendalikan menjadi 10 akal yang sempurna, mengalahkan laki-laki dari jenis apa pun. Hidup wanita!

Multi-Page

Tinggalkan Balasan