Bercermin Pada Sosok Abdullah bin Umar

1,639 kali dibaca

Kita mungkin pernah mendengar sahabat Nabi yang bernama Ibnu Umar. Ya, beliau adalah putra dari Amirul Mu’minin Sayyidina Umar bin Khattab. Nama Ibnu Umar seringkali muncul di banyak kitab hadits. Maklum, beliau memang banyak mendengar hadits dari Rasulullah. Tapi, mengapa putra Sayyidina Umar ini sedemikian dekat dengan Rasulullah?

Jadi, Ibnu Umar adalah julukan dari Abdullah bin Umar. Beliau dibesarkan di lingkungan Rasulullah, sebab Hafsah binti Umar adalah istri Rasulullah dan saudara dari Ibnu Umar. Beliau memeluk agama Islam bersama dengan ayahnya ketika masih usia belia dan belum baligh. Memiliki keluhuran budi dan tubuh yang ideal, juga kelembutan ucapan, lapang dada, dan gemar bersedekah menjadikannya seorang yang mulia. Tak hanya itu. Posturnya yang tinggi kekar, berkulit putih, berwajah oval, tampan, dan rambutnya disemir dengan warna kuning, memanjang hingga dua pundaknya.

Advertisements

Ada banyak kisah menarik dari sosok Ibnu Umar yang kiranya patut kita contoh. Dikarenakan beliau adalah sahabat yang gemar mengikuti apa saja yang sudah dilakukan oleh Rasulullah, inilah yang menjadikan banyak dari sahabat Nabi yang menjadikannya suri tauladan. Aktivitas dan kebiasaan-kebiasaan yang senantiasa dilakukan oleh Rasulullah seperti terekam dalam memori ingatan Ibnu Umar. Salah satu contoh, ketika suatu hari Rasulullah duduk di sebuah jalan dengan cara tertentu, Ibnu Umar mengingat betul posisi tersebut. Di lain waktu, ia akan menyempatkan diri untuk kembali ke tempat tersebut dengan menirukan sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah sebelumnya.

Ibnu Umar juga terkenal sangat mencintai Rasulullah, sampai-sampai dikarenakan begitu besar cintanya, pernah di suatu hari ketika ia melihat Rasulullah sedang berteduh di bawah pohon, esoknya ia akan kembali ke pohon tersebut dan menyirami pohon itu hingga subur. Tak hanya itu, ketika melaksanakan ibadah haji, ia melakukan thawaf dengan untanya sebanyak dua kali. Dan setelah thawaf, unta tersebut ditempatkan tepat di mana Nabi dahulu mengikat untanya. Lalu Ibnu Umar diam sesaat sebagaimana dulu Nabi diam di sebelah untanya. Setalah dirasa cukup, Ibnu Umar menuju Kakbah melewati jalan yang sama persis pernah dilewati oleh Rasulullah. Semua itu dilakukan semata-mata agar terbayang Rasulullah hadir di setiap langkah Ibnu Umar. Sungguh mengagumkan dan mendetailnya cara Ibnu Umar meniru setiap tindak-tanduk Rasulullah.

Kita yang hidup jauh setelah masa Rasulullah wafat, banyak berutang pada sosok Abdullah bin Umar. Sebab, beliau adalah salah satu sahabat yang kompatible dalam menjaga estafet sunnah nabawiyyah. Kesungguhannya dalam menghafalkan setiap detail laku Rasulullah menjadikan para sahabat banyak yang berguru padanya. Bahkan, ada salah seorang sahabat yang berdoa khusus untuk Ibnu Umar, “Ya Allah, berikanlah Ibnu Umar umur yang panjang sepanjang umur kami, agar kami dapat menjadikannya tauladan, sebab tak ada seorang pun yang lebih mengetahui (hal-ihwal Rasulullah) dari dirinya.”

Rekam jejak Ibnu Umar kini dapat kita nikmati untuk kita teladani dan teruskan. Berkat para ulama dan ahli hadits, sanad keilmuan itu sampai pada kita. Kemuliaan Nabi yang begitu banyak ikut terdokumentasi dalam kehidupan Ibnu Umar. Betapa beliau tergolong sahabat yang all out dalam mencintai dan meneladani Rasulullah. Semoga kita semua pun tergugah dengan sosok Abdullah bin Umar, sehingga turut berupaya menghadirkan kebiasaan Rasulullah dan setiap langkah kita. Semoga.

Ibnu Umar wafat pada tahun ke-73 Hijriah di usia 86 tahun. Beliau wafat sebab terkena racun yang ditancapkan di pergelangan kakinya ketika beliau melaksanakan ibadah haji oleh seseorang yang membenci dan hasud terhadapnya. Para sahabat berkata, “Ibnu Umar telah wafat dalam keadaan mulia seperti ayahnya, Umar bin Khattab.”

Multi-Page

Tinggalkan Balasan