Belahan Hati Muhammad

556 kali dibaca

HAMPIR tiga hari belakangan Muhammad mengeluh sakit kepala yang sangat, disertai dengan demam tinggi, hingga meminta sahabatnya, Abu Bakar, untuk menggantikannya memimpin salat jemaah. Itulah saat-saat terakhir keluarga Muhammad dirundung kesedihan yang sangat —atau lebih tepatnya semacam kekhwatiran terhadap sesuatu yang takut mereka bayangkan, kalau-kalau Sang Kekasih, Sang Pelindung, meninggalkan mereka.

Apakah memang begitu takdir seorang Nabi? Dan Fatimah tidak berhenti menangis hingga ayahnya membisikinya, “Engkaulah wahai putriku, yang akan menyusulku untuk pertama kali di antara para keluargaku,” dan Fatimah pun tersenyum puas.

Advertisements

Ini adalah kisah sebuah hubungan tali keluarga yang dicontohkan oleh Muhammad sang utusan. Pada detik terakhir kisah itu, kita tidak pernah yakin apakah bisikan Muhammad kepada putrinya menyiratkan pengetahuan ilahiyah terhadap apa yang akan terjadi kemudian sehingga perlu memberi tahu Fatimah untuk sekadar menghiburnya. Ataukah hal itu semacam isyarat harapan (doa) yang dipanjatkan karena sebuah ikatan hati seorang ayah dan anaknya yang luar biasa?

Dari sudut pandang terakhir inilah kita menjadi paham, bahwa sesungguhnya Muhammad memang pada dasarnya telah mempersiapkan diri. Ia benar-benar telah membangun hubungan yang istimewa dengan Fatimah, putrinya. Di antara keempat putrinya, Fatima-lah yang dipilih untuk dididik mewarisi kekuatan ilahiyah misi ke-nabi-annya.

Sebagiannya, mungkin karena Muhammad sendiri tidak pernah memiliki putra yang bertahan hidup hingga usia dewasa sehingga ia perlu memastikan bahwa keturunan Fatima-lah yang akan menjaga pilar ketakwaan dan kesucian. Tetapi, lebih dari itu ia juga ingin menunjukkan contoh terbaik bagaimana memperlakukan seorang wanita dan anak perempuan.

Riwayat yang dihimpun oleh Ibnu Hisyam, misalnya, menceritakan bahwa Rasulullah selalu menghampiri putrinya terlebih dahulu setelah bepergian jauh dan kemudian mencium tangannya. Atau, Nabi selalu menyapa putrinya di pagi hari melalui cendela rumah mereka yang saling berhadapan.

Halaman: 1 2 Show All

Tinggalkan Balasan