Ar-Raudhah pada awalnya merupakan yayasan yang menaungi di bidang travel umroh dan haji. Namun seiring perkembangan waktu, masyarakat memberikan kepercayaan kepada Kiai As’adi Syarqawi untuk mendirikan pesantren. Kemudian, pada tahun 2012 Kiai As’adi Syarqawi merespons permintaan tersebut. Akhirnya berdirilah Pesantren Ar-Raudhah terpadu dengan konsentrasi di bidang Tahfidzul Qur’an dan kajian kitab kuning.
Penamaan Ar-Raudhah, berawal dari kontemplasi KH As’adi Syarqawiyang. Pada waktu itu, Kiai As’adiberada di dalam Raudhah Madinah al-Munawarah yang berdekatan dengan makam Rasulullah Saw. Itulah yang mengilhami Kiai As’adi memberi nama yayasan tersebut dengan “Arraudhah”, dengan harapan Arraudhah yang ada di Sumenep ini akan membawa berkat, ketentraman jiwa, kedamaian seperti halnya Arraudhah yang ada di Madinah al-Munawarah.
Sementara, penamaan pesantren terpadu karena memang diniatkan untuk menggabungkan antara kurikulum yang diterbitkan oleh Kementerian Agama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Selain itu, juga memadukan amaliyah diniyah dan umum, seperti santri wajib salat tahajud serta melakukan olah raga.
Pondok Pesantren Ar-Raudhah berada dipinggiran kota Sumenep, Madura, Jawa Timur. Persisnya berada di Jalan Lingkar Barat 88, Desa Gedungan, Kecamatan Batuan, Sumenep. Menelusuri pesantren yang baru berdiri ini, penulis menemukan berbagai praktik amaliah yaumiyah yang tidak ditemukan di pesantren lainnya. Di antaranya, setiap santri dibekali bagaimana menjadi imam yang baik dalam salat tarawih, menjadi khatib salat Jumat, serta amalan-amalan kegamaan yang lumrah terjadi di masyarakat, sepertih tahlilan, saalat jama’, dan lainnya.
Selain itu, yayasan ini juga menaungi lembaga formal dan nonformal, seperti SMPI, SMAI, dan MDT Ar-Raudah. Siswa dan siswinya tidak hanya santri yang mondok, namun juga masyarakat sekitarnya. Kegiatan belajar mengajar di SMPI dan SMAI Ar-Raudhah dimulai dari pukul 7 hingga jam 1 dengan materi agama 30 persen. Karena materi agama sudah terwakili di madrasah diniyah sore.