Alumni Annuqayah Ngaji Kitab Shofahat

2,253 kali dibaca

 

Sebagai kelanjutan dari pengajian sebelumnya, yaitu Kitab Al-Busyra fi Manaqibi al-Sayyidah Khadijah yang telah khatam dikaji, adalah kajian Kitab Shofahat min Akhbaril Ambiya wal Ulama wal Auliya wal Hukama fi al-Shobri ala as-Zaujah wal Hilmi Alaihinna; yaitu Lembaran Kisah Para Nabi, Ulama’, Auliya, dan Ahli Hikmah dalam Kesabaran Menghadapi Watak Istri dan Bersikap Kasih (hilim) kepada Mereka.

Pangajian perdana dalam kitab ini dilaksanakan hari ini, Rabu, 31 Agustus 2022 bertempat di Kafe Kancakona Kopi Sumenep, Madura, Jawa Timur. Hadir sebagai peserta pengajian adalah alumni Pesantren Annuqayah dari berbagai lintas generasi. Diharapkan bahwa kajian kitab yang dilaksanakan hari Rabu pekan terakhir setiap bulannya, sebagai bentuk silaturahmi dan untuk mendaptkan nilai-nilai keilmuan dan pengetahuan.

Advertisements

Kiai M Faizi, pengasuh Pesantren Annuqayah, sebagai pengampu dalam kajian kitab ini, menjelaskan bahwa sebagai seorang suami harus memiliki sifat sabar terhadap watak istri. Hal ini sebagai bagian dari konsep Islam bahwa di dalam kejelekan etika istri pasti terdapat juga akhlak baiknya. Maka seorang suami harus melihat istri dari berbagai aspek dan sisi. Sehingga setiap persoalan harus diselesaikan dengan sebaik-baiknya.

Di dalam Al-Quran, Allah swt berfirman, “Dan bergaullah dengan mereka menurut cara yang patut. Jika kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena boleh jadi kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan kebaikan yang banyak padanya,” (QS. An-Nisa’: 19). Ayat ini menjelaskan bahwa seorang suami wajib memperlakukan istri secara baik. Apapun sikap jelek yang ditunjukkan seorang istri, ingatlah bahwa di balik itu semua pasti terdapat pula kebaikannya.

Menanggapi ayat di atas, Imam Al-Alusi mengatakan, “Jika kalian mendapati sifat atau sikap jelek maka tetaplah bergaul baik dengan mereka (istri), dan jangan menceraikannya.” Karena kebaikan di balik sabar dalam menghadapi watak istri menjadi rahasia Allâh swt. Bisa jadi di samping watak istri yang jelek ada kebaikan yang akan dinampakkan oleh Allah swt di kemudian hari.

Di dalam kitab Shohih Muslim bi-Syarhi Nawawi dijelaskan, dari Abu Hurairah, Rasulullah saw bersabda, “Janganlah seorang muslim menceraikan istrinya, karena jika didapatkan sifat jelek darinya (istri) pasti terdapat pula kebaikannya,” (HR. Muslim). Imam Nawawi mengatakan bahwa Hadis ini sebagai larangan untuk menceraikan istri atau setidaknya tidak perlu marah (berlebihan) ketika istri melakukan suatu kejelekan. Karena di balik sifat tersebut pasti ada pula sikap-sikap baik yang perlu mendapat perhatian dan apresiasi.

Imam Abu Nu’aim meriwayatkan di dalam kitab Khilyatul Auliya’, dari Bisyr bin Harits berkata, “Seorang laki-laki berkata kepada Ibnu Mubarak, bahwa ibunya senantiasa menyuruhnya untuk menikah. Setelah menikah ibunya memerintahkan untuk menceraikan istrinya. Berkata Ibnu Mubarak, ‘Jika kamu melihat istrimu dan tidak ada kebaikan sama sekali maka cerailanlah. Tetapi jika kamu ingin menceraikannya karena perintah ibumu, maka jangan lakukan (perceraian) itu.'”

Kisah ini menunjukkan bahwa melaksanakan perintah ibu untuk bercerai bukan suatu kesalihan. Sebagaimana dikatakan oleh Hasan Bashri, “Bercerai karena perintah ibu bukan termasuk birrul walidain; berbuat baik terhadap dua orang tua.”

Ngaji dan mengkaji kitab adalah sebuah kebaikan yang berharap bernilai ibadah. Sebagaimana kajian kitab kali ini, diharapkan sebagai bentuk kepedulian terhadap pemahaman agama untuk diaplikasikan dalam kehidupan. Apalagi terkait rumah tangga, begitu aplikatif dan dapat dijadikan sandaran dalam kehidupan sehari-hari. Sebuah Hadis, Rasulullah saw bersabda, “Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga,” (HR Muslim).

Kiai M Faizi di akhir kajian kitab hari ini menjelaskan bahwa orang-orang yang terlibat di dalam kitab yang ditulis oleh Yusuf Abjik As-Susy ini adalah orang-orang yang ta’ gâogâ. Yaitu orang-orang yang memiliki keutamaan pengetahuan terkait dengan keagamaan, khususnya agama Islam. Sebagaimana dalam judul kitab, bahwa yang berbicara dan dibicarakan dalam kitab ini adalah para Nabi, Ulama, Auliya, dan Ahli Hikmah. Wallahu A’lam! 

Multi-Page

3 Replies to “Alumni Annuqayah Ngaji Kitab Shofahat

Tinggalkan Balasan