Agama Para Perampok dan Kaum Tertindas

677 kali dibaca

Menurut survei internasional, Indonesia merupakan negara dengan tingkat religius tertinggi di dunia. Persentase orang Indonesia yang percaya kepada Tuhan berada di atas negara lain di Timur Tengah, Afrika, Eropa, dan Amerika. Dengan begitu, eksistensi negara Indonesia mustahil terlepas dari peranan agama yang mempengaruhi sendi-sendi kehidupan bernegara, terutama agama Islam yang mempunyai peranan penting dalam kelahiran dan perkembangan bangsa Indonesia. Tanpa adanya agama Islam, boleh dikatakan, bangsa Indonesia mustahil memperoleh kemerdekaan. Semangat jihad yang digaungkan oleh para ulama, membakar semangat umat Islam dalam merebut kemerdekaan.

Akan tetapi, tingkat kesadaran beragama Islam secara rasional di Indonesia masih sangat rendah. Fakta menunjukkan bahwa umat Islam hanya beragama secara fanatik, ritualis, dan ikut-ikutan saja. Dalam arti, mereka yang tidak beragama secara rasional, dan karena itu sangat mudah tergiring oleh isu atau tren-tren yang sedang viral, tanpa mengkritisi peristiwa tersebut.

Advertisements

Hal itu menandakan kualitas umat Islam hanya sebatas “floating mass” atau umat yang mengambang, bukan kaum intelektual. Oleh karena itu, umat Islam sangat mudah sekali untuk dijadikan sebagai bahan eksploitasi dan alat perpecahan untuk kepentingan tertentu, asal mampu untuk mempengaruhi semangat keislamannya.

Saking butanya dalam beragama, umat Islam tidak mampu membedakan antara seorang ulama dengan motivator berjubah agama. Kesimpulan berpikir mereka adalah selama ada seseorang yang membicarakan tentang agama, pasti ialah seorang ustaz ataupun ulama. Fenomena inilah yang kemudian ditangkap oleh para eksploitator sebagai kesempatan untuk menaikkan popularitas, legitimasi, atau sekadar mencari keuntungan yang bersifat duniawi. Dan hal itu tidak mampu ditangkap oleh umat Islam dengan anggapan sangat tidak sopan melawan argumen para pemimpin agama. Lagi-lagi, umat Islam terpenjara oleh akal feodalisme yang dikembang-biakkan oleh para eksploitator yang mengambil kesempatan tersebut.

Terdapat ciri-ciri dan cara yang melekat pada para eksploitator agama. Penulis sebut eksploitator dikarenakan mereka bukanlah ulama dalam arti sesungguhnya, akan tetapi seseorang yang ingin mengeksploitasi umat dengan menggunakan agama Islam sebagai alatnya. Salah satunya adalah dengan meminta umat untuk bersedekah buat dirinya dengan berdalih Allah Sang Maha Pemberi Rezeki. Mereka memintal dalil-dalil agama untuk kepentingan dirinya sendiri. Kehidupan mereka juga tergolong kehidupan yang sangat mewah, sangat berbanding terbalik dengan para jemaahnya yang tergolong ekonomi kelas bawah.

Halaman: First 1 2 3 Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan