Pencarian Mbok Surti

1,257 kali dibaca

Mbok Surti kebingungan hendak menaiki bus kota. Baru pertama kali, perempuan yang sudah senja itu memaksakan diri untuk pergi ke kota, mencari anaknya. Mamad, anak lelaki Mbok Surti satu-satunya, sudah tiga tahun pamit ke kota untuk mengadu nasib. Akan tetapi, sampai suami Mbok Surti meninggal dunia, Mamad tak kunjung pulang juga. Bahkan, kabar pun tak ada. Baginya, satu-satunya keluarga yang dimiliki hanya Mamad. Itu sebabnya, kini Mbok Surti mencari anak semata wayangnya itu ke kota. Dengan penun keyakinan, Mbok Surti pun pergi ke stasiun terdekat.

“Mbok, mau ke mana?” tanya salah satu sopir bus yang mendekati Mbok Surti. Wajahnya garang dengan kulit yang kecoklatan.

Advertisements

“Anu … aku mau nyari anakku,” jawab wanita berkerudung hitam itu, ragu.

“Anaknya di mana? Mbok sendirian?” tanya Nurdin.

“Eng—enggak tahu, Nak.” Suara parau Mbok Surti, tampak ketakutan karena didekati oleh lelaki dengan handuk kecil di lehernya.

“Loh, terus Mbok mau ke mana ini? Yok, saya bantu. Masuk saja ke bus saya ini, yok,” tawar pria itu.

“Ayok, enggak usah takut. Saya enggak jahat, kok. Beneran.” Nurdin berusaha meyakinkan Mbok Surti yang masih sangsi.

Mbok Surti pun terpaksa memasuki bus yang berwarna dominan biru tua itu. Langkahnya lambat-lambat, tetapi dia tetap mengikuti arahan dari Nurdin.

“Mbok duduk di sebelah saya saja, ya!” pekik Nurdin dari luar disertai jari telunjuknya yang mengarah ke kursi samping kemudi.

Tak ada pilihan lain, Mbok Surti pun mengikuti perintah sopir gembul itu. Pelan-pelan dia menuju kursi yang dimaksud dan matanya tajam memindai ke segala arah untuk menelisik jikalau ada sesuatu yang mencurigakan.

***

Bus yang ditumpangi Mbok Surti dan Nurdin tiba di halaman rumah milik Nurdin sekitar jam 10 malam. Meski sudah mengantuk berat Mbok Surti masih berusaha jaga diri. Akan tetapi, rasa was-wasnya sedikit menguap ketika seorang perempuan dengan riang menyambut Nurdin.

Halaman: First 1 2 3 ... Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan