Ustaz Sukirman

994 kali dibaca

SEBELUMNYA, Sukirman selalu menegaskan pada Marni istrinya jika rezeki itu datangnya dari Allah semata dan tanpa mesti selalu dicari. Meskipun, tidak mesti pergi saban pagi, pulang menjelang sore, dan wajib menjalani rutinitas bekerja demi menafkahi anak istri. Banyak dari tetangganya, banting tulang mencari kerja, namun tampak masih kekurangan. Begitu pun dengan sebagian tetangga yang bisa dibilang perekonomian menengah ke atas, tampak tak puas. Terus mencari uang tak kenal waktu hingga mengabaikan perintah pada Sang Pencipta. Ibadahnya kurang bahkan sama sekali tidak.

“Kita serahkan saja pada Allah,” begitu setiap saat ucapan Sukirman jika membahas perihal keuangan dengan sang istri. Mereka sudah lama berumah tangga dan memiliki tiga orang anak. Yang sulung masuk Aliyah, yang kedua SMP, dan yang paling kecil masih SD.

Advertisements

Sejak menikah, Sukirman tak memiliki pekerjaan tetap ataupun usaha. Pengalaman mudanya menghabiskan waktu di sebuah pondok pesantren, membuatnya bertekad menjadi guru mengaji. Pun, istrinya yang keturunan ajengan sohor, tentu saja mendukungnya. Meskipun terkadang terbersit keinginan agar suaminya beroleh pekerjaan tetap. Apalagi mengajar mengaji di lingkungan rumahnya waktunya sekitar selepas Maghrib.

“Ya… tetapi kita tak lepas dari usaha,” ucap istrinya.

“Kita kan tengah berusaha selama ini.”

“Usaha, Abi. Atau kerja.”

“Maksudmu?”

“Umi ingin Abi kerja atau usaha untuk mencukupi kebutuhan kita sekeluarga.”

“Apa selama ini tak cukup?”

“Kita bukan hanya perlu makan. Anak-anak kita butuh biaya lebih tinggi.”

“Harusnya Umi bersyukur.”

“Siapa yang tak bersyukur? Umi bukan tak bersyukur, tapi wajar kan ingin penghidupan yang lebih baik!”

“Menurut Abi, perekonomian kita cukup baik. Apa Umi ingin Abi cari kerja?”

Istrinya mengangguk.

“Abi pikir menjadi guru ngaji saja sudah sangat cukup. Selain kita dapat pahala, juga rezeki mengalir tanpa diduga. Teman-teman Abi di pondok pesantren dulu, sekarang banyak yang menjadi guru ngaji. Abi khawatir, jika Abi bekerja, jadi tak punya waktu lagi untuk mengajari mengaji.”

Halaman: First 1 2 3 ... Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan