TUHAN MAHA ASYIK

820 kali dibaca

TUHANKU MAHA ASYIK

Tuhanku itu maha asyik
tapi kitanya kurang masyuk
karena suka milih-milih Tuhan
berdasar fatwa: hidup itu pilihan

Advertisements

Tuhanku itu sungguh asyik
Pandai memainkan nasib
Memberi nikmat
Mengenalkan patah hati
Padamu yang sering kurang kerjaan
Menukangi tubuhmu yang kosong

Tuhanku itu maha asyik
Surganya terbuka untuk semua
Kau pergi ke sana
Lewat utara
Namun nyasar sampai selatan

Tuhanku itu benar-benar asyik
Nerakanya jadi tempat bermain api
Orang-orang yang nyasar
Diistirahatkan di sana
Ada yang bangun
Ada yang abadi

Lampung, September 2022.

TAHAJJUD

Angin begitu dingin dan melekat, kekasih
rimbunnya mencekat
sekujur tubuhku yang api
menari-nari kegirangan

Air begitu dingin dan mengembun, kekasih
alirannya mendesah
aku yang membakar diri pada apimu
berjingkrak menggigil kedinginan

Lamsel, 2019.

SABDA MALAM

Biarkan angin membasuh wajahmu malam ini
Dengan segala resah dan gelisah
Di puncak hening yang pandai menggurui
Di tepi masa yang suka membodohi
Biarkan dirimu larut
Dalam doa yang memaksamu
Berteman malaikat penjaga surga

Lamsel, September 2019.

RISALAH MALAM

Malam begitu dingin, merasuk ke tulang
Aroma kematian menyetubuhi jemariku
Memaksaku menulis tentang ini dan itu
Tentang perempuan bertudung
Yang menanam harapan di langit
Tentang hujan dan mendung
Yang selalu menyiratkan suasana sendu
Tentang lelaki yang diselimuti sarung
Yang sedang menggali makna butir tasbih
Tentang angin yang merajai subuh
Yang begitu nyaman untuk berteduh
Bagi para pencari suaka
Dari doa-doa yang menjadi musafir

Lampung, Juni 2019.

SABDA ANGIN

Dalam gumpalan asap rokok
Yang mengisi titik kesunyian
Di sudut pertemuan napas dan embun malam
Engkau berduyun datang dari kegelapan
Menyuruhku pulang dan membaca fajar
Yang begitu dingin setelah sabdamu
Pada daun kering dan bintang-bintang

Way Halim, Oktober 2019.

RISALAH ANGIN

Kau datang bersama semua hal
Yang luruh
Kau pulang bersama segala kesah
Yang gemuruh
Sampai aku mendekapmu
Tanpa satir apa pun
Tanpa rindu yang terus tumbuh
Setelah cintamu diutus angin
Ke laut subuh

Way Halim, Oktober 2019.

ilustrasi: dario campanile/tekooneko.

Multi-Page

Tinggalkan Balasan