Tradisi Amaliyah Tadris di Pesantren

4,537 kali dibaca

Di banyak pondok pesantren, terutama di pondok-pondok modern dengan pendidikan formal yang mencetak guru, ada program Amaliyah Tadris alias praktik mengajar alias belajar menjadi guru. Santri yang mau mengakhiri masa mondoknya wajib mengikuti Amaliyah Tadris sebagai salah satu tugas praktikum belajar mengajar.

Dalam praktik, Amaliyah Tadris menjadi pembelajaran bagi santri untuk menjadi guru, biasanya yang dilakukan oleh satu orang santri dengan menggantikan posisi guru mata pelajaran tertentu. Santri yang sedang berpraktik ini diawasi oleh 2-3 orang pengawas (musyrif) dan dilihat oleh rekan satu kelompoknya yang juga berfungsi sebagai penilai (muntaqid).

Advertisements

Biasanya, agenda Amaliyah Tadris ini rangkaiannya cukup panjang dan sudah dipersiapkan dari jauh-jauh hari. Biasanya, dimulai dari pengarahan/pembekalan, pembuatan i’dadut tadris, pembukaan Amaliyah Tadris, praktikum atau pelaksanaannya, sampai penutupannya.

Pada saat pembekalan, para santri yang akan berpraktik menjadi guru dibekali materi-materi amaliyah, mulai dari tata cara mengajar, melakukan pembelajaran dengan baik, mencipakan satu pembelajaran yang menyenangkan serta kondusif. Santri juga dibekali perihal sifat-sifat dan kewajiban yang harus dimiliki oleh seorang guru, bagaimana mengatur pembagian kelompok, dan sebagainya. Pembekalan diperlukan agar Amaliyah Tadris berjalan baik dan seorang santri bisa memerankan diri sebagai guru dengan baik pula.

Setelah pembekalan dan pembentukan, para santri juga dibekali dengan materi cara menyusun silabus atau i’dadut tadris. Biasanya, para santri membuat i’dad dengan cara mencontoh i’dad dari alumni sebelumnya dan dibantu dengan buku panduan serta mentor timnya masing-masing. Proses pembuatan i’dad atau silabus ini tidak memakan waktu yang terlalu lama, waktu yang dibutuhkan hanya sekitar 1-2 minggu.

Namun begitu, pembuatan i’dad tidak bisa sembarangan. Perlu ketelitian dan supervise dari mentor tim, dan tidak bisa asal jadi. Karena, apabila i’dad yang dibuat asal-asalan, ini akan sangat berpengaruh kepada proses praktikum serta berpengaruh kepada penilaian. Karena itu, i’dad yang disusun harus betul dan yang akan menjadi tuntunan ketika proses praktikum berjalan.

Halaman: 1 2 Show All

Tinggalkan Balasan